Pramuka Korban Lingkaran Setan

Saling Hajar di SMAN 1 Ciamis, Atalia Praratya: Lingkaran Setan Bukan Kegiatan Pramuka

Peristiwa pemukulan anggota Pramuka di Gugus Depan Pangkalan/Basis SMAN 1 Ciamis bukanlah kegiatan resmi Pramuka.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Istimewa
Ketua Kwarda Pramuka Jawa Barat, Atalia Praratya (kiri), saat menerima penghargaan dari Eksekutif Manager MURI, Sri Widyawati (kanan), dalam peresmian jembatan gantung di Desa Kalirahayu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Kamis (11/11/2021). 

Pemberhentian sementara kegiatan kepramukaan ini dilakukan sehubungan dengan terjadinya pemukulan kepada sejumlah anggota Pramuka yang menodai kegiatan kepramukaan SMAN 1 Ciamis.

"Arahan dari saya adalah melakukan moratorium atau memberhentikan sementara kegiatan Pramuka yang ada di Gugus Depan SMAN 1 Ciamis," kata Atalia saat dihubungi, Rabu (12/1/2022).

Ia pun menginstruksikan kepada semua Pramuka di Jabar untuk melakukan pembenahan dan konsolidasi demi memperbaiki struktur dan tata tertib masing-masing.

"Agar nanti berdampak pada pemutusan mata rantai hal-hal yang berkaitan dengan hal seperti ini."

"Salah satunya adalah tidak melibatkan alumni untuk kegiatan kepramukaan, tetapi melibatkan pelatih dan pembina," katanya.

Ia menyatakan sangat penting untuk memperbaiki pola pembinaan Pramuka di Jabar.

Selanjutnya ia memberikan arahan agar SMAN 1 Ciamis memberikan komitmen penuh untuk sekolah ramah anak.

"Jadi artinya bahwa kegiatan-kegiatan ini bisa saja terjadi tidak hanya di kegiatan kepramukaan, karena organisasi kesiswaan banyak sekali. Dari mulai PMR, Paskibra, pencinta alam, dan sebagainya," tuturnya.

Ia mengatakan sekolah harus melakukan perlindungan secara utuh melalui komitmen sekolah ramah anak.

Hal ini dilakukan dalam berbagai jenjang dan bidang organisasi.

Ia mengatakan Kwarda Jabar tengah fokus untuk langsung membantu korban dari peristiwa ini.

Pihaknya pun fokus pada pembenahan karena khawatirnya kegiatan tidak saja terjadi di SMAN 1 Ciamis, tapi bisa juga terjadi di sekolah-sekolah lain.

Ia mengatakan telah menghubungi langsung orang tua korban dan orang tua korban sangat mengerti mengenai kegiatan tersebut.

Awalnya, ia berpikir orang tua korban akan sangat marah dengan hal yang menimpa anaknya.

"Beliau memahami. Saya pikir tadinya pasti marah, tapi ibunya tidak."

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved