Kakek Tasru Duel dengan Buaya Sungai Ciletuk saat Cari Ikan, Begini Nasibnya Sekarang
Kakek Tasru (64) sempat duel dengan buaya yang hendak menerkam di Kampung Beuleundung, Desa Batuhideng, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang
TRIBUNJABAR.ID,PANDEGLANG- Kakek Tasru (64) sempat duel dengan buaya yang hendak menerkam di Kampung Beuleundung, Desa Batuhideng, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten awal Januari.
Peristiwa itu bermula saat dia sedang di pinggir sungai untuk mencari udang yang digunakan untuk memancing ikan.
Saat itu, tanpa dia duga, tiba-tiba buaya langsung menyerang Tasru yang ada di pinggir Sungai Ciletuk, tak jauh dari rumahnya. Akibat terkaman buaya, Tasru luka di kaki kiri akibat gigitan buaya.
Baca juga: Kisah Warsidi Urus Buaya Selama 35 Tahun, Kini Upahnya Rp 400 Ribu
Saat buaya menerkamnya, saat itu, Tasru membawa golok. Golok yang dia bawa kemudian dia tebaskan ke badan buaya seraya meminta tolong.
Meski begitu, si buaya itu tetap tak melepaskan gigitannya di kaki dan si kakek tetap menebaskan goloknya ke arah buaya itu.
Teriakan minta tolongnya didengar warga hingga akhirnya dia diselamatkan warga dari terkaman buaya.
Maman, warga Kampung Beuleundung mengatakan, saat ini keadaan Tasru sudah dalam kondisi baik dan sedang beristirahat di rumah.
Baca juga: Herry Wirawan Rudapaksa Santriwati Harus Miskin, Dituntut Bayar Denda Dan Restitusi Nyaris Rp 1 M
"Sebelummya sempat mengalami pendarahan di bagian kaki kiri akibat gigitan Buaya," katanya.
Maman juga menjelaskan, bahwa akibat gigitan buaya tersebut, bagian kaki Tasru mengalami luka sobek yang cukup dalam.
"Keadaanya sudah membaik, sebelumnya di bawa ke Puskesmas untuk jait dan mendapatkan perawatan instens," kata Maman.
Maman menambahkan, masyarakat dan pihak desa setempat juga menghimbau agar warga sekitar untuk tetap berhati-hati, ketika berada di dekat sungai Ciletuk.
Warga Kampung Beuleundung yang berada di sekitar sungai berhasil mengamankan buaya tidak lama setelah kejadian.
Buaya tersebut sering muncul ke permukaan. Predator itu akan dibawa dan diserahkan ke Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Banten, untuk dilepaskan di habitatnya.