Jadi Cawapres Terkuat Setelah Sandiaga Uno, Ini Tanggapan Ridwan Kamil, Ngaku Kaget

Persentase yang diraih Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno hanya bisa didekati oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono yang meraih 12 %

Tribun Jabar/ Kiki Andriana
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memberikan keterangan di Kantor Satker Tol Cisumdawu, Jatinangor, Sumedang, Senin (10/1/2022) 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menempati papan atas dalam simulasi 12 nama calon wakil presiden berdasarkan hasil survei lembaga Indikator.

Hasil tersebut merupakan salah satu temuan dalam survei nasional bertajuk Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19, Pandemic Fatigue, dan Dinamika elektoral jelang Pilpres 2024 yang dilakukan pada 6 hingga 11 Desemberi 2021.

Dalam survei ini, Ridwan Kamil berada di urutan kedua dengan raihan 15,3 persen di bawah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno yang meraih 25 persen. Angka itu didapatkan dari pertanyaan siapa Wakil Presiden yang akan dipilih jika Pilpres diadakan saat ini.

Persentase yang diraih Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno hanya bisa didekati oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono yang meraih 12 persen.

Baca juga: Ridwan Kamil Bicara Soal Pilpres 2024: Semua Partai Membuka Diri dan Saya Sedang Istikharah

Sisanya, nama-nama lain seperti Menteri BUMN Erick Tohir atau Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto hanya meraih angka di bawah 10 persen.

Menanggapi hasil survei ini, Ridwan Kamil mengaku terkejut. Pasalnya, ia hanya satu urutan di bawah Sandiaga Uno yang memiliki pengalaman mengikuti Pilpres 2019.

“Pertama, jujur saja saya kaget berada di urutan kedua di bawah bang Sandi (Sandiaga Uno) yang pernah jadi cawapres waktu Pilpres kemarin. Tapi, tentu saya apresiasi karena ini kan datang dari pilihan masyarakat, meskipun itu hanya persepsi hari itu saja (saat survei dilakukan) kan,” kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Selasa (11/1).

Ia mengatakan tak ingin berbagai hasil survei dari lembaga, khususnya yang berkaitan dengan pemilihan presiden, membuatnya mengaburkan fokusnya menjalankan tugas sebagai Gubernur Jawa Barat.

Terlebih, berdasarkan pengalamannya, ada kinerja politik yang tidak bisa terbaca oleh survei. Contohnya, saat maju menjadi calon Wali Kota Bandung pada 2013, hasil surveinya dimulai dari 6 persen.

Pada akhirnya, usai pencoblosan, ia dan Oded dinyatakan memenangkan kontestasi politik dengan meraih suara 45 persen.

Pria yang akrab disapa Emil ini juga memberi contoh lain, saat Pemilihan Gubernur Jawa Barat, tingkat keterpilihan salah satu pesaingnya dalam survei hanya 12 persen. Ketika saat pemilihan, meski kalah, pesaingnya itu bisa meraih 29 persen suara.

"Ada kerja-kerja politik yang tidak terbaca oleh survei. Tapi, kalau konteks survei, lebih relevan ketika nama-nama calon sudah resmi dipasangkan,” katanya.

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Tol Cisumdawu Sudah Beres 90 Persen, Juni 2022 Bisa Dipakai Tembus ke Kertajati

Dalam keterangan yang diterima, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan

Penarikan sampel menggunakan metoda multistage random sampling dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi serta dilakukan penambahan 800 responden di Jawa Timur.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved