WAWANCARA EKSKLUSIF, Kandidat Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, Tegaskan Tak Ingin Jadi Presiden
Sosok KH Yahya Cholil Staquf disebut-sebut sebagai kandidat kuat Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NU pada Muktamar ke-34 PB NU di Lampung, 22-23 De
Harus kita akui, kenyataannya memang secara mental, sebagian besar aktivis NU masih punya orientasi ke sana (politik) walaupun dalam soal Gus Dur, sebenarnya ini sangat unik situasinya.
Tapi, kemudian dalam situasi normal, ternyata masih juga ada orientasi ikut dalam berkompetisi dalam politik.
Ini menurut saya perlu di-address, dikelola lebih lanjut supaya ada transformasi yang terarah menuju kembalinya NU sebagai organisasi keagamaan dan organisasi sosial kemasyarakatan.
Maka sejak awal saya nyatakan bahwa saya sama sekali tidak mau menjadi calon presiden atau cawapres di 2024, dan saya tidak ingin ada capres cawapres dari PBNU nantinya.
Itu bagian dari upaya ini supaya bertransformasi betul, supaya warga NU siap mental dan harus ke situ lagi.
Andai nanti Gus Yahya terpilih, apakah masih akan tertarik di politik? 2024 adalah tahun politik. Ada pilpres, pileg, pilkada.
Menurut saya ini mutlak, saya pribadi tidak akan mencalonkan diri atau bersedia dicalonkan juga, tidak mau maju.
Kenapa? Kan enak?
Oh saya sudah pernah, dan enggak enak.
Serius, saya sudah sampaikan di sejumlah media, saya sudah pernah menjadi presiden RI.
Pernah, serius, dan enggak enak.
Bagaimana ceritanya?
Itu terjadi sewaktu saya ikut Gus Dur sebagai juru bicara dalam konferensi OKI di Doha, Qatar. Waktu itu sebetulnya saya enggak ada kerjaan.
Beberapa hari cuma keluyuran saja di lobi, ketemu orang sana-sini, ngobrol.
Sementara yang boleh masuk mengikuti hanya Presiden dan Menteri Luar Negeri.