Wali Kota Bandung Meninggal
Kenangan Wartawan Bersama Oded M Danial, Rajin Tanyakan Kabar dan Penuh Perhatian
Kepergian Wali Kota Bandung, Oded M Danial, untuk selamanya, menyisakan duka sekaligus kenangan yang tidak akan pernah terlupakan.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Giri
Laporan wartawan TribunJabar.id, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepergian Wali Kota Bandung, Oded M Danial, untuk selamanya, menyisakan duka sekaligus kenangan yang tidak akan pernah terlupakan bagi siapa pun yang mengenal sosok sabar kebapakannya.
Rasa kehilangan sosok pria yang akrab disapa Mang Oded tersebut juga disampaikan para pewarta di lingkungan Pemkot Bandung.
Mereka setiap hari bertemu dan mewawancarai tekait perkembangan Kota Bandung yang dipimpinnya.
Meski sudah tiga hari berlalu, namun kenangan manis dan pesan yang disampaikan almarhum di luar konteks pemberitaan membuat beberapa pewarta masih merasa tidak percaya apa yang sebenarnya terjadi, bahwa sosok yang ramah dan kerap bercanda dengan mereka, kini telah tiada.
Yogi Pasha, wartawan IDN Times, mengatakan, ada satu percakapan yang biasa dilakukan Mang Oded kepada rekan-rekan wartawan sebelum memulai sesi wawancara.
"Sebelum memulai wawancara, biasanya Mang Oded suka bilang 'kumaha calageur euy' atau kami yang menanyakan kabar kondisi beliau dan selalu dijawab dengan mengucap hamdalah disertai senyuman," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (13/12/2021).

Mungkin sebelumnya, hal itu dianggap sepele atau sekadar basa-basi.
Namun sekarang dia paham, bahwa kebiasaan menanyakan kabar yang dilakukan Mang Oded adalah layaknya seorang ayah yang ingin memastikan bahwa kondisi anak-anaknya baik-baik saja.
"Sekarang setelah ini terjadi, saya baru sadar, bahwa kebiasaan itu, adalah bentuk perhatian dan memastikan bahwa 'anak-anaknya' baik-baik saja. Bahkan, Mang Oded selalu bilang 'lamun aya nanaon atau butuh naon ngomong ka emang nyak'. Kalimat itu hampir selalu disampaikan setiap bertemu, baik di Balai Kota Bandung atau di Pendopo, dan itu mulai keingetan lagi," ucapnya.
Kesan yang paling diingatnya adalah, saat sebelum terjadi pandemi Covid-19. Saat itu Oded menghadiri sebuah kegiatan di Makassar. Selain ajudan dan protokol, beberapa tim humas dan wartawan Pemkot Bandung di ajak kesana.
Selesai kegiatan, Oded yang sangat gemar makan buah durian mengajak semua yang ada untuk makan bersama.
Di sana ada momen, Oded menyuapi durian dari tangannya langsung.
Menurut keterangan ajudan dan keluarga almarhum, hal itu tidak pernah dilakukan beliau, kecuali orang tersebut benar-benar dekat dengannya.
"Malahan temen-temen juga bilang, 'moal aya hiji-hijina wartawan di Bandung nu pernah disuapan langsung ku tangan Mang Oded', kecuali saya," kata Yogi.
Yogi menambahkan, kabar meninggalnya Oded sempat membuatnya tidak percaya.
Bahkan saat dia telah melihat langsung keranda hijau dengan foto almarhum di sampingnya yang tengah di salatkan oleh para keluarga, kerabat, dan sejumlah pejabat pemerintahan di Aula Kenegaraan Pendopo Kota Bandung.
"Hari pertama masih enggak yakin, meskipun sudah lihat jenazahnya dan juga beberapa foto dan video menyatakan Mang Oded telah meninggal dunia dari banyak orang. Baru di hari kedua, mulai bener-bener percaya, juga kerasa banget. Kami sangat kehilangan beliau sampai saat ini. Enggak ada lagi sosok yang bisa dijadikan panutan sekaligus tempat mengadu sekarang," katanya.
Hal senada dirasakan oleh Billy, pewarta MNC TV.
Hal yang paling diingatnya adalah, entah mengapa selama sebulan terakhir, Oded selalu menanyakan keberadaannya.
Namun, karena satu dan lain hal kesibukan aktivitas keduanya, dia belum dapat menemui Oded secara langsung hampir selama tiga pekan.
Bahkan, rekan pewarta lainnya, juga staf Humas Pemkot Bandung setiap kali bertemu, selalu menyuruhnya untuk segera menemui beliau.
"Teman-teman juga bilang, 'Bil itu dicariin Mang Oded, Mang nanyain wae mana Billy, mana Billy' banyak lah yang bilang gitu tiap ketemu saya. Saya pikir ada apa atau saya salah apa, sampai Mang kok nanyain terus," ucapnya.
Sampai suatu hari, lanjutnya, keduanya bisa bertemu di Balai kKota Bandung.
Namun, menurutnya, tidak ada sesuatu hal yang sangat mendesak sehingga harus mencarinya.
Bahkan, beliau hanya menanyakan kabar dan berikan senyuman setelah keduanya bertemu, seperti hanya ingin memastikan bahwa tidak terjadi sesuatu pada dirinya.
Setelah bertemu pun seperti biasa, Oded meninggalkan para pewarta untuk melanjutkan aktivitas kegiatannya sebagai kepala daerah.
"Pas saya tanya, 'ada apa, Mang', saat itu beliau cuma bilang, 'cageur Bil, syukur ari cageur mah, kamana wae jiga nu geus embung panggih jeung Mang teh,' sambil senyum, udah gitu aja. Tapi feeling saya bilang, ada sesuatu yang ingin disampaikan, namun hanya ingin empat mata, soalnya enggak mungkin kalau cuma gitu saja, sampai nyari saya berkali-kali," ujarnya.
Billy mengatakan, selama ini sikap Mang Oded kepada para pewarta di Pemkot Bandung, tidak mencerminkan layaknya pejabat kepada bawahannya.
Namun, justru menunjukkan sikap seorang ayah kepada anak-anaknya.
"Menurut saya, selama ini menjadi wartawan Mang itu satu-satunya pejabat di Pemkot yang kalau saya telepon, langsung telepon balik sesibuk apa pun beliau. Selalu nanyain, 'kumaha Bil, aya nu perlu di bantu ku Mang?' Selalu begitu. Malahan, pernah suatu ketika, saya bilang, 'nuju lalieur Mang butuh siraman rohani ti Mang Oded' beliau langsung bilang 'sok ayeuna ka Pendopo'," ucapnya.
Di sana, dia mengaku curhat tentang semuanya, baik itu pekerjaan, kondisi keluarga, kondisi ekonomi, dan lain sebagainya. Bahkan dia tidak malu menangis di hadapan Oded karena saat itu, dia merasa ada beban yang begitu berat, yang butuh bantuan dan nasihat dari sosok seorang ayah kepada anaknya.
Menurutnya, saat itu Oded cerita tentang perjalanan Rasulullah, bagaimana perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan Rasul bagi kemaslahatan umatnya, dan menghubungkan persamaan dengan apa yang tengah Billy alami
"Pas ketemu di Pendopo, di sana kami ngobrol cuma berdua di belakang Pendopo yang ada kolam ikan. Benar-benar berdua, tanpa sekat, tanpa ajudan, termasuk tanpa keluarga beliau. Curhat panjang lebar sambil nangis, Mang kasih solusi dan motivasi melalui cerita tentang Rasulullah," ucapnya.
Selain sebagai Wali Kota Bandung, Oded juga merupakan seorang entrepreneur dan juga dai, yang selalu mendorong siapa pun untuk untuk memiliki usaha sebagai tambahan penghasilan, serta terus mengajarkan untuk dapat berbuat baik kepada siapa pun, baik itu yang dikenal maupun tidak.
Sebab, menurutnya, hidup di dunia hanya sementara, dan harus perbanyak ibadah dan berbuat baik sebagai bekal di akhirat nanti.
"Ada satu kalimat yang terus saya ingat, mungkin pesan juga buat saya, bahwa dengan perbanyak silaturahmi dan perbuatan baik kepada orang lain, sebanyak apa pun masalah dan dosa yang kita punya, insyaallah, akan Allah tolong dan beri jalannya. Ini terus nempel di otak saya dan keingetan lagi, di saat harus sadar bahwa Mang Oded udah enggak ada," katanya.
Perwarta lainnya, Roni (medcom.id) mengatakan, karena almarhum mengetahui bahwa hobinya dan beberapa rekan pewarta lainnya adalah memancing, pernah suatu ketika almarhum ingin ikut memancing bersama para wartab.
Termasuk mengajak semua pewarta dan juga Humas Pemkot Bandung untuk berlibur ke Tasikmalaya, kampung halamannya.
Meskipun sudah berkali-kali diagendakan oleh ajudan dan sekretaris pribadi, namun hal tersebut belum dapat terwujud karena padatnya jadwal aktivitas Oded.
"Almarhum sangat perhatian, terutama kerap menanyakan kondisi saya dan keluarga. Bahkan, suatu ketika beliau ingin ikut mancing bersama teman-teman, karena sudah berapa kali diagendakan, namun belum terlaksana. Dan beliau bilang jika, nanti (pekan ini) akan menyempatkan waktu untuk mancing sekaligus ngumpul bersama teman-teman jurnalis lainnya," ujarnya saat ditemui di lokasi yang sama
Roni menuturkan, saat mengetahui beliau ingin ikut memancing bersama, dia dan rekan-rekan lainnya, sebetulnya telah mempersiapkan beberapa rangkaian kegiatan untuk menyambut kehadiran Odeddi lokasi pemancingan. Menurutnya hal itu harus dirayakan sebab kesempatan yang sangat jarang terjadi.
Namun ternyata rencana manusia tidak lebih baik dari rencana Allah.
Oded ternyata lebih dulu memenuhi panggilan Allah dan telah meninggalkan semuanya.
"Rencana tinggal rencana dan tidak akan pernah terlaksana, karena kita harus menerima sebuah kenyataan yang benar-benar tidak diduga, bahwa beliau sudah dipanggil Allah. Padahal beliau ingin sekali ikut mancing. Bahkan, berencana untuk mengajak teman-teman jurnalis ke kampung halamannya di Tasikmalaya. Kita memang ke sana (Tasikmalaya) tapi bukan untuk berlibur, tapi mengantarkan Mang Oded untuk istirahat selama-lamanya," katanya.
Selamat jalan, Ayah, terima kasih atas segalanya, sosok dan kenangan bersamamu akan selalu kami rindukan. (*)