Guru Rudapaksa Santri
Fakta Baru, Herry Wirawan Paksa Santriwati Lakukan Ini Saat Melahirkan Bayi,Ada Ruang Khusus
Herry Wirawan ternyata tak cuma bejat tapi juga memperlakukan santriwati yang melahirkan bayi untuk melakukan semua sendiri
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Terungkapnya kasus guru mencabuli santriwatinya memunculkan fakta-fakta menyedihkan yang dialami korban. Prilaku bejat Herry Wirawan tak hanya mencabuli korban-korbannya.
Herry Wirawan juga memperlakukan korban-korbannya tak manusiawi.
Korban yang kebanyakan masih di bawah umur harus melakukan hal-hal baru yang seharusnya tak dialami oleh anak seusianya.
Ternyata korban yang hamil di minta tinggal di suatu tempat khusus sampai kondisinya pulih kembali.
Baca juga: Herry Wirawan Sempat Berusaha Sogok Keluarga Korban Agar Damai, Ayah Korban:Untung Tidak Saya Habisi
Korban bahkan harus mengurus sendiri kehamilannya.
Dikutip dari Tribun Bogor, Herry Wirawan memiliki banyak cara untuk melampiaskan nafsu bejatnya pada 12 santriwati.
Meski sudah ditolak, Herry Wirawan selalu memaksa dengan membisikkan kalimat-kalimat ini.
Ada 12 santriwati yang diperkosa guru ngaji Herry Wirawan.
Delapan diantaranya telah melahirkan bayi.
Herry merudapaksa belasan santriwatinya di berbagai tempat.
Satu di antaranya adalah di Pesantren Tahfidz Madani, rumah tempat korban belajar dan menghapal Al Quran.
Baca juga: Hukuman Kebiri untuk Herry Wirawan Disebut Malah Bikin Dia Keenakan, Sebaiknya Dihukum Mati
Dalam berkas dakwaan, Herry Wirawan kerap melakukan perbuatannya di kamar rumah tersebut.
Herry memang memiliki kamar tidur di lantai bawah.
Saat melancarkan aksinya, Herry Wirawan selalu melakukan dengan bujuk rayu.
Awalnya ia berpura-pura memanggil santriwatinya ke kamar.
Harry meminta dipjat atau sekadar berbincang.
Meski korbannya sudah menangis ketakutan, Herry tetap merudapaksa korbannya.
Herry Wirawan yang mengaku sebagai guru ngaji itu, selalu membisikkan sesuatu bila korbannya menolak.
Baca juga: Kebiri Bukan Hukuman Tapi Pengobatan, Herry Wirawan si Predator Santriwati Pun Tak Bisa Dihukum Mati
"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak, tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau."
"Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi Kurnia saat di wawancarai Tribunjabar.id
Setelah dibisikkan, korban lalu mau melayani Herry.
Tak sampai di situ saja, bila korban tetap menolak Herry selalu melontarkan ucapan manis.
"Jangan takut, enggak ada seorang ayah yang akan menghancurkan masa depan anaknya," rayu Herry seperti yang tercantum dalam dakwaan.
Karena perbuatan bejatnya itu, empat korbannya hamil dan melahirkan.
Baca juga: Istri Herry Wirawan Tidak Terlibat Kasus Rudapaksa Santri, Peristiwa Terjadi Sejak 2016 hingga 2021
Ada sembilan bayi yang dilahirkan akibat pemerkosaan yang dilakukan Herry Wirawan.
Dia meyakinkan korban yang hamil akibat napsu bejatnya dengan berjanji akan merawat anak-anak hasil perudapaksaan.
"Biarkan dia lahir ke dunia, Bapak bakal biayai sampai kuliah, sampai dia sudah mengerti, kita berjuang bersama-sama," katanya.
Kepada para korbannya, Herry Wirawan menanamkan doktrin bahwa guru harus selalu ditaati.
"Guru itu Salwa Zahra Atsilah, harus taat kepada guru," kata Herry seperti dikutip dari berkas dakwaan
Melansir Kompas.com, Anak-anak yang menjadi korban pencabulan guru ngajinya di sebuah yayasan pendidikan di Cibiru, Bandung, ternyata mengurus diri secara mandiri bersama-sama di rumah yang disediakan oleh HW, pemilik yayasan yang juga pelaku pencabulan.
Baca juga: Istri Herry Wirawan Tidak Terlibat Kasus Rudapaksa Santri, Peristiwa Terjadi Sejak 2016 hingga 2021
“Mereka ngurus diri mereka sendiri di sana, tidak ada pengurus yayasan, hanya dia (pelaku) yang ada, tidak ada orang lain,” jelas Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut Diah Kurniasari Gunawan
Bukan hanya soal memasak, menurut Diah, urusan menjaga anak hingga mengantar kawan mereka yang hendak melahirkan pun, dilakukan bersama-sama.
Jadi, menurut Diah mereka membagi tugas dari mulai memasak, mencuci dan menjaga anak.
“Ada yang mau melahirkan, diantar oleh mereka sendiri, saat ditanya mana suaminya, alasannya suaminya kerja di luar kota, jadi begitu selesai melahirkan, bayar langsung pulang, tidak urus surat-surat anaknya,” katanya.
Menurut Diah, selain tempat mereka belajar di Cibiru yang juga jadi tempat mereka tinggal, pelaku juga menyediakan satu rumah khusus yang biasa disebut basecamp.
Baca juga: MUI Kota Bandung: Sisi Herry Wirawan Harus Diekspose Biar Jera, Santriwati Korban Harus Dilindungi
Tempat ini jadi tempat bagi anak-anak yang baru melahirkan hingga pulih dan bisa kembali kumpul.
“Jadi di lingkungannya, saat ditanya bayi-bayinya anak siapa, mereka bilang anak yatim piatu yang dititipkan,” katanya.
Menurut Diah, dirinya mendampingi langsung kasus ini dan bicara langsung dengan para korban hingga detail bagaimana kehidupan mereka sehari-hari di tempat tersebut.
Makanya, Diah merasakan betul kegetiran yang dialami anak-anak.
"Merinding saya kalau ingat cerita-cerita mereka selama di sana diperlakukan oleh pelaku,” katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Bisikan Guru Pesantren Sebelum Perkosa Santriwati, Ucapkan Ini Saat Korban Melahirkan: Kita Berjuang,