Guru Rudapaksa Santri
Nasib 12 Santriwati Dirudapaksa Guru Pesantren di Bandung, Niluh Djelantik Murka, Usul Hukuman Mati
Niluh Djelantik murka membaca berita 12 santriwati dirudapaksa guru pesantren, bahkan ada yang hamil dan melahirkan.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Yongky Yulius
Postingan desainer ternama ini bahkan disorot sejumlah selebriti Tanah Air. Misalnya, Imel Putri Cahyati.
Selain itu banyak pula netizen biasa yang ikut berkomentar. Di antara mereka ada yang setuju atas pernyataan Niluh.
Kemudian, ada pula yang merasa miris akan nasib pilu para santriwati.
harini.dirdjosapoetro: Maaf banget , sudah banyak cerita2 horor di pesantren , tapi para org tua masih menitipkan anaknya disana , apakah tdk ada solusi yg lbh aman buat anak utk memperdalam ilmu agama ?
ajung_uncha: Pertanyaan nya why? Dan how?!??
Punya anak perempuan hdup d negeri ini jadi makin was was gak sih?
its_fyo: SANGAT SETUJU...... Sudah saatnya pemerintah menetapkan hukuman mati bagi predator seperti ini apapun alasannya!
mona_thjia: Ampun... 8 sdh melahirkan? Guru macam apa?
valencia.khaterine: Setuju krn merusak generasi penerus bangsa.
mike_siztacorner: Tiap hari nemu aja info begini... sedih bgt. Niat ortu supaya anak dpt pendidikan moral yg baik. Tp hati ortu menjadi patah & tetap diam.
Baca juga: Cabuli 12 Santriwati di Bawah Umur, Herry Wiryawan Disebut Ridwan Kamil Guru Pesantren Biadab
Korban Ada yang Akan Melahirkan
Korban kasus rudapaksa 12 santriwati oleh guru pesantren di Kota Bandung ternyata banyak yang berasal dari Kabupaten Garut.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, mengatakan, ada 11 santriwati asal Garut yang menjadi korban.
Bahkan, menurutnya, dari sebelas orang tersebut ada yang sudah mempunyai anak dan ada yang hamil akibat kejahatan pelaku.
"Diketahui ada 11 santri perempuan dari Garut yang jadi korban hingga diketahui punya anak dan ada yang hamil," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id, Kamis (9/12/2021).
Ia menuturkan, saat menerima laporan adanya rudapaksa yang dilakukan oleh guru pesantren di Kota Bandung, pihaknya langsung melakukan komunikasi dengan orang tua korban.