Banyak yang Ingin Membangun Apartemen di Kawsan Bandung Utara, Segini yang Sudah Ditolak
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap berpegang pada komitmen menjaga kelestarian alam.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap berpegang pada komitmen menjaga kelestarian alam dan mengantisipasi bencana di Kawasan Bandung Utara (KBU).
Di antaranya dengan membatasi secara ketat pembangunan berskala besar di sana.
"Jadi, selama moratorium, izin-izin besar di Bandung utara sudah tidak pernah kita keluarkan rekomendasinya," kata Ridwan Kamil di Hotel Horison Bandung, Selasa (16/11/2021).
Dia mengatakan, komitmennya untuk menjaga KBU dilakukan sejak dia menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
Ia menolak sekitar enam proyek pembangunan apartemen di wilayah KBU.
"Saya sudah menolak lebih dari enam proposal apartemen di Bandung utara, ada tiga tower di Punclut saya tolak, ada dua tower yang sekarang jadi Restoran Nara itu, juga saya tolak selama saya jadi wali kota," katanya.
Sebelumnya diberitakan, selama ini KBU menjadi kawasan resapan air untuk cekungan Bandung sekaligus memiliki potensi rawan longsor.
Tidak hanya kawasan yang sudah diketahui berpotensi longsor, kini muncul titik-titik longsor yang sebelumnya sejak puluhan tahun lalu tidak pernah terdampak longsor.
Ridwan Kamil mencontohkan, peristiwa longsor di Dago di Kota Bandung awal November terjadi akibat curah hujan tinggi dan tak biasa.
Padahal selama 50 tahun di daerah tersebut tidak pernah terjadi longsor.
"Longsor di Dago juga sama, menurut warganya, selama 50 tahun tidak pernah terjadi longsoran seperti itu tapi tiba-tiba terjadi," ujarnya.
Sebelumnya, Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- bersama BPBD Jabar berkesempatan meninjau lokasi longsor tepatnya di wilayah RT 01 RW 03 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
Dalam peristiwa yang terjadi pada 2 November 2021 itu tiga rumah warga rusak berat dan ada korban luka.
"Menurut laporan biasanya rawan pergerakan tanah itu di bulan Maret pada saat akumulasi hujan berbulan-bulan. Ini baru di bulan November tanahnya sudah serapuh itu," kata Ridwan Kamil.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kondisi-proyek-pramestha-resort-town-di-kawasan-bandung-utara-kbu-kbb.jpg)