Manfaatkan Media Sosial Untuk Jual Basreng, Pasangan Muda Bandung Ini Raup Rp 600 Juta per Bulan

Suara rintik hujan sore itu menemani Nadin Fathia yang sedang menggoreng potongan bakso ikan di sebuah dapur yang akan menjadi basreng untuk dijualnya

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM
Nadin Fathia menggoreng basreng viral Rajangemil di rumah produksinya di Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Rabu (10/11/2021). 

Nadin mengatakan potret kesibukan di rumah produksi ini setiap hari terjadi.

Konten yang Bikin Ngiler

Di sela kesibukannya, ia pun menceritakan awal kisahnya menggeluti bisnis kuliner tersebut.

Nadin mengatakan, saat duduk di bangku SMP ia sudah gemar membuat sendiri camilan semacam ini dan menjualnya kepada teman-teman di sekolahnya.

Kegemarannya berbisnis ini berlanjut saat sekolah di SMK Bumi Siliwangi Farmasi di Kota Bandung.

Setelah lulus, ia sempat bekerja namun memutuskan untuk berhenti demi menggeluti bisnis kuliner bersama sang kekasih, Yasfa.

Berawal pada Juni 2020, saat pandemi Covid-19 berlangsung, Nadin dan Yasfa merintis bisnis camilan dengan empat produk andalan, yakni basreng, kerupuk, makaroni, dan keripik kaca.

Produksi pertama ini dilakukan di rumah Nadin di Desa Bojongsoang.

Bermodalkan Rp 300 ribu, Nadin membeli semua bahan produksi termasuk kemasannya.

Produksinya dikerjakan oleh kedua orang tua Nadin. Saat itu, semua pesanan masih diantarkan sendiri oleh Yasfa, sedangkan Nadin mengurus pesanan dan pemasaran melalui media sosial.

Nadin Fathia dan Yasfa Pramudia, pasangan penjual basreng Rajangemil dari Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Nadin Fathia dan Yasfa Pramudia, pasangan penjual basreng Rajangemil dari Bojongsoang, Kabupaten Bandung. (Dok. Pribadi)

Nadin menjamin bahan-bahan yang digunakan adalah yang berkualitas baik. Bakso ikannya diproduksi segar oleh kerabatnya di Padalarang dan sudah mendapat sertifikat BPOM dan label halal. Rempah berupa cabai dan daun jeruk dipastikan berkualitas terbaik. Tanpa bahan kimia, kata Nadin, produknya menggunakan bahan-bahan segar, bukan bahan instan.

Produk camilannya ini mendapat respons positif konsumen. Teman-teman Nadin yang memesan pun memberikan testimoni-testimoni positif sehingga jumlah pemesan pun semakin banyak.

Nadin juga tidak pernah berhenti berkreasi membuat konten di media sosial supaya bikin "ngiler" para calon konsumen dan akhirnya membeli produknya.

Saat itu Yasfa mengantarkan langsung pesanan-pesanan ini menggunakan sepeda motornya ke rumah pembeli.

Yasfa pun kewalahan dengan pesanan-pesanan yang semakin meningkat setiap harinya. Akhirnya Yasfa jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved