Update Kasus Covid-19 Jabar, Semua Melandai kecuali Kota Bandung dan Depok
Ia mengatakan untuk Kota Bandung, penambahan kasus ini terutama berasal dari penularan dalam aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Penambahan kasus Covid-19 di Jawa Barat secara keseluruhan cenderung stabil dengan rata-rata sekitar 100 kasus per hari.
Angka ini terhitung sangat rendah jika dibandingkan penambahan kasus Covid-19 di Jabar pada pertengahan Juli 2021 yang mencapai 9 ribuan kasus per hari.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, hampir semua kabupaten dan kota di Jawa Barat sedang mengalami penurunan kasus Covid-19.
Per hari, hanya bertambah sekitar 10 kasus, bahkan sudah banyak yang tak mengalami penambahan kasus.
Pada akhir Oktober sampai awal November 2021, saat semua kota dan kabupaten di Jabar tengah mengalami penurunan kasus Covid-19, ada dua kota yang mengalami peningkatan kasus signifikan.
Kota pertama adalah Kota Bandung, yang sebelumnya hanya mengalami penambahan rata-rata sekitar 10 kasus per hari sejak awal September 2021.
Baca juga: Pemerintah Tegur Bandung Tak Taat Protokol Kesehatan? Ketua Gugus Tugas Covid-19; Belum Ada Teguran
Pada 28 Oktober melonjak jadi 100 kasus, kemudian pada 3 November bertambah 69 kasus, dan pada 7 November bertambah 37 kasus.
Kedua adalah Kota Depok, yang juga awalnya hanya bertambah sekitar 10 kasus per hari sejak September 2021.
Pada 4 November mulai mengalami peningkatan 58 kasus, dan pada 7 november bertambah 28 kasus.
Penambahan kasus ini tidak berdampak pada penambahan keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan Covid-19 di rumah sakit.
Pada 8 November 2021, tercatat BOR di Jabar terus menurun hingga 2,5 persen, atau terisi 251 dari total 10.030 tempat tidur yang tersedia di 342 rumah sakit di Jabar.
Persentase BOR di Kota Bandung hanya 6,86 persen, atau 69 terisi dari kapasitas 1.006 bed. Di Kota Depok, terisi 2,67 persen, atau 21 terisi dari 787 bed. Sebagian besar yang terkonfirmasi positif memilih menjalani isolasi di rumah.
Baca juga: Apa Itu Pil Merck dan Pfizer? Disebut-sebut Sebagai Obat Covid-19 Pertama yang Akan Dipasarkan
Ketua Divisi Komunikasi Publik, Perubahan Perilaku, dan Penegakan Aturan pada Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Mochamad Ade Afriandi, mengatakan, walaupun penambahan kasus di dua kota tersebut sudah kembali menurun, pihaknya terus memberikan perhatian dan antisipasi.
Ia mengatakan untuk Kota Bandung, penambahan kasus ini terutama berasal dari penularan dalam aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung sudah menangani kasus di aktivitas PTM tersebut.
"Dari data yang saya dapat saat mengikuti rapat evaluasi Satgas Covid-19, hampir mendekati dua minggu ini ada peningkatan kasus Covid-19 di Kota Bandung, yaitu di usia 6 sampai 18 tahun. Itu usia sekolah ya. Sedangkan di luar usia itu, termasuk lansia, turun melandai," kata Ade melalui ponsel, Senin (8/11/2021).
Ia mengatakan perlu dilakukan antisipasi terhadap pihak-pihak yang terlibat PTM ini. Ia pun telah melakukan penelusuran tertutup dan memang ditemukan pelanggaran protokol kesehatan di luar lingkungan sejumlah sekolah.
Ade yang juga Kepala Satpol PP Jabar ini pun telah melayangkan surat teguran kepada sekolah-sekolah itu.
Baca juga: Update Covid-19 Kota Bandung: Kecamatan dan Kelurahan Ini Catat Kasus Tertinggi
Mengenai penambahan kasus di Kota Depok, katanya, tengah dievaluasi karena berhubungan dengan data Covid-19 dari Kota Depok yang belum terekap dengan baik.
Berdasarkan perkiraan awal, penambahan kasus ini akibat mobilisasi yang tinggi dari Depok ke Jakarta dan sebaliknya.
"Depok ini penyangga ibu kota. Mau tidak mau ada pergerakan Depok ke Jakarta atau sekitarnya," katanya.
Ia mengatakan hal yang dialami Kota Depok berbeda dengan Kota dan Kabupaten Bekasi, atau Kota dan Kabupaten Bogor, yang mengalami penurunan kasus Covid-19.
Dengan kata lain, penanganan Covid-19 di empat daerah penyangga ibu kota ini sudah dikatakan sangat baik dan cepat.
"Kota DepokiItu kan selain juga masalah data yang belum selesai, juga karena kondisi Depok itu penyangga Ibukota, makanya sangat riskan. Cuma memang di Bekasi penanganannya cenderung cepat," katanya.
Ade berencana kembali melakukan sejumlah upaya penanganan Covid-19 di Kota Depok dalam waktu dekat.