Wawancara Eksklusif Direktur Pencegahan BNPT: Masyarakat Moderat Berpotensi Terpapar Radikalisme

PAHAM radikalisme dan terorisme sudah sejak lama ada di Indonesia. Terbaru, 59 anak-anak di Garut, Jawa Barat, dikabarkan telah terpapar.

Editor: Giri
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Ahmad Nurwahid. (tribunnews) 

Di situ ada yayasannya.

Kemudian mungkin tahulah di situ ada yayasan Al Zaitun, itu kan terkenal KW 9 Panji Gumilang, ini sudah menjadi rahasia umum kan.

Kebetulan yang di Garut ini kan KW 7.

Tetapi polanya sama, mereka menginduknya ke NII.

Kedua, di sini lebih dikenal sebagai Islam Baiat.

Jadi setiap pengikutnya diwajibkan melakukan infak kepada pimpinannya yang digunakan untuk Negara Islam Indonesia.

Dari infak tadi otomatis yang mengakomodasi infak itu pasti ada persentasenya, jadi kayak multilevel.

Yang kasihan ini kan masyarakat yang terpapar ini, korban-korbannya.

Terutama anak-anak yang belum punya penghasilan.

Dia bisa menipu orang tua, mencuri punya orang tua, karena doktrin takfiri yang dia tanamkan bahwa menganggap di luar mereka termasuk orang tuanya dianggap kafir sehingga halal darah dan hartanya.

Sehingga mereka menipu orang tua, menipu temannya yang penting menghasilkan uang kemudian ada yang sebagian atau seluruhnya diinfakkan untuk negara.

Makanya banyak di sini tokoh-tokoh mereka yang dulunya tidak naik kendaraan, ekonominya pas-pasan, begitu jadi perekrut NII ini naik mobil, kaya, itu kan juga bisa menarik.

Ketiga, terkesan pembiaran.

Pembiaran itu karena keraguan dari aparat karena belum adanya regulasi yang melarang secara yuridis terhadap ideologinya.

Mereka kan juga sembunyi-sembunyi. Tidak seperti HTI yang melalui dunia maya secara masif.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved