Wawancara Eksklusif Direktur Pencegahan BNPT: Masyarakat Moderat Berpotensi Terpapar Radikalisme
PAHAM radikalisme dan terorisme sudah sejak lama ada di Indonesia. Terbaru, 59 anak-anak di Garut, Jawa Barat, dikabarkan telah terpapar.
Maka dengan pndekatan agama yang kaffah, yang benar, yang baik, ini akan menghilangkan celah pendikotomian mereka.
Kedua, terhadap mereka yang 12,2 persen. Dia OTG. Dia tidak sadar kalau dirinya terpapar.
Maka kita lakukan yang namanya kontraradikalisasi yang isinya adalah kontra ideologi, kontra propaganda, dan kontra narasi.
Terutama di dunia maya.
Karena masifitas radikalisasi ini adalah melalui dunia maya.
Strategi ketiga adalah deradikalisasi.
Deradikalisasi ini adalah upaya proses untuk mengembalikan mereka yang terpapar paham radikal menjadi moderat.
Minimal mengurangi tingkat keterpaparannya.
Yang harus dipahami kita semua, deradikalisasi itu hanya diperuntukan bagi mereka yang sudah tersangka, terdakwa, terpidana, maupun mantan narapidana yang belum moderat.
Isinya deradikalisasi adalah rehabilitasi ideologi, reintregrasi sosial, dan reedukasi.
Ini yang selalu kita gelorakan.
Sekarang bagaimana terhadap mereka katakanlah yang di Garut ini 59, maka kita lakukan reedukasi dan rehabilitasi ideologi.
Isu NII dan kelompok lain yang intoleran dan radikal itu kan sebenarnya sudah ada di tengah masyarakat kita lama.
Sebenarnya gerakan NII ini menggunakan sarana apa selain agama?
Pertama, di samping menggunakan media sosial, menggunakan media pendidikan formal.