Sempat Disebut Calon Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa Kini Dikaitkan Soal Resuffle Kabinet
Nama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa ikut mencuat ditengah isu resuffle kabinet
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Isu resufle terus menguat di tengah kondisi politik yang semakin dinamis. Nama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa ikut mencuat ditengah isu ini.
Jika sebelumnya Jenderal TNI Andika Perkasa disebut-sebut menjadi calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Namun kali ini, nama Jenderal Andika dikaitkan dengan isu reshuffle kabinet pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Nama jenderal ini digadang-gadang termasuk salah satu calon yang dianggap memenuhi kriteria yang layak untuk menjadi Kepala BIN.
Baca juga: Jokowi Mania Sebut Presiden Jokowi Reshuffle Kabinet pada Awal Oktober Ini
Dikutip dari Tribun Timur, tidak hanya sejumlah menteri yang bakal diganti, reshuffle ditengarai juga akan menyentuh pos-pos jabatan lain, diantaranya Panglima TNI dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) atau KaBIN.
Terkait posisi Kepala BIN, sumber internal menyebut posisi ini akan diisi oleh sejumlah nama besar petinggi TNI.
Mereka antara lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Badan Intelejen Strategis (Kabais), Letjen TNI Joni Supriyanto, nama mantan Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Doni Monardo serta Mayjen TNI (Purn) Hartomo.
Nama-nama tersebut dianggap memenuhi kriteria yang layak untuk menjadi Kepala BIN.
Dua nama terakhir yakni Doni Monardo dan Hartomo adalah Jenderal TNI yang karirnya melejit di masa pemerintahan Presiden SBY.
Dikehui Letjen TNI (Purn) Doni Monardo pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus, sementara Mayjen TNI (Purn) pernah diangkat menjadi Gubernur Akmil dan Kepala Bais TNI.
Baca juga: Tak Terpengaruh Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, Partai Demokrat Tetap Ingin di Luar Pemerintahan
Kedua jenderal itu masuk ke dalam bursa calon Kepala BIN karena dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman intelejen.
Analis politik sekaligus Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menyebut kapasitas intelejen menjadi kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi calon kandidat Kepala BIN.
Kapasitas tersebut harus melingkupi kemampuan mengolah data, mencari data dan memvalidasi data untuk kepentingan pembuatan kebijakan pemerintah.
“Siapa yang layak untuk duduk jadi Kepala BIN saya kira basisnya adalah basis kapasitas (Intelejen).
Kemampuan dalam mengolah data, mencari data, dan memvalidasi data, sehingga data itu bisa digunakan sebagai basis pijakan pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan,” kata Arif, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).
Baca juga: Tak Terpengaruh Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, Partai Demokrat Tetap Ingin di Luar Pemerintahan