Kasus Pelajar di Ciamis Mati Tenggelam, Polisi Olah TKP dan Periksa Saksi, Cari Dugaan Tindak Pidana
Polres Ciamis mulai bekerja menyelidiki dugaan tindak pidana di balik 11 pelajar MTS Harapan Baru Ciamis mati tenggelam di Sungai Cileueur
Penulis: Andri M Dani | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Polres Ciamis mulai bekerja menyelidiki dugaan tindak pidana di balik 11 pelajar MTS Harapan Baru Ciamis mati tenggelam di Sungai Cileueur pada Jumat (15/10/2021).
Pada Sabtu (16/10/2021), polisi mulai melakukan olah TKP di lokasi kejadian melibatkan tim Inafis Polres Ciamis. Kehadiran polisi di lokasi kejadian sempat menjadi perhatian masyarakat.
Bahkan petugas inafis yang berenang langsung di lokasi kejadian untuk mengecek ke dalam lokasi Leuwi Ili. Sehari setelah kejadian, selain melakukan olah TKP, polisi juga sudah memeriksa 4 saksi untuk dimintai keterangan. Mereka adalah warga yang sedang memancing di lokasi kejadian saat kejadian.
Baca juga: Kasus 11 Pelajar Mati Tenggelam di Ciamis, Orangtua Sebut Karena Keteledoran Sekolah
“Ada 4 orang saksi yang sudah dimintai keterangan,” ujar Kapolres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi kepada di Mapolres Ciamis, Sabtu (16/10/2021) sore.
Ke-4 saksi yang sudah dimintai keterangan itu adalah warga yang berada di lokasi leuwi saat kejadian Jumat (15/10) sore tersebut.
Sementara dari pihak sekolah menurut Kapolres AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi belum dimintai keterangan.
“Pihak sekolah belum dimintai keterangan. Masih berduka. Penanganan kasus ini masih dalam proses,” katanya.
Dari informasi sementara yang diperoleh, katanya kegiatan susur sungai tersebut diikuti oleh 150 orang siswa/siswi MTs Harapan Baru berikut guru pembimbingnya.
Baca juga: Keluarga Korban Susur Sungai di Ciamis Minta Pertanggungjawaban Sekolah, Kok Bisa Sampai Teledor
Sekira pukul 14.30 rombongan pelajar tersebut mulai menyebrangi Sungai Cileueur blok Leuwi Ili. Mereka Menyeberang dari arah barat menuju timur di alur sungai dengan ke dalaman sekitar 60 cm.
Penyeberangan dilakukan beruntun dengan saling berpegang tangan. Lebar sungai yang sedang diseberangi tersebut sekitar 20 meter.
Meski alur sungai yang diseberangi arusnya kecil dan tenang serta dangkal hanya dengan kedalaman 60 cm, namun diperkirakan saat berenang tersebut ada peserta yang tergelincir, terpleset sehingga menarik siswa lainnya.
“Sesuai dengan namanya Cileueur, di sungai tersebut banyak ditemukan batu yang licin. Ketika terinjak, bisa membuat terpeleset. Dinamakan Leuwi Ili karena dulu katanya ada warga yang bernama Ili, meninggal tenggelam di leuwi tersebut” jelasnya.
Siswa yang terpleset tersebut hanyut dalam pusaran air sehingga tenggelam di palung sungai dengan ke dalaman mencapai 2 meter. Diduga panik dan kemudian sejumlah rekannya yang lain terseret atau ikut teseret saat berupaya menolong. Ada 11 orang korban meninggal, 2 orang berhasil diselamatkan dalam kondisi kritis.
“Ke-11 korban meninggal ditemukan di palung sungai dengan kedalaman 2 meter tersebut,” ujar AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi yang akrab dipanggil Soni tersebut.
AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi belum bisa memastikan apakah kejadian tersebut akibat adanya kelalaian atau apakah karena ada SOP yang tidak dipatuhi. Atau malah tidak punya SOP sama sekali.
“Masalahnya kan masih dalam proses, jadi belum bisa disimpulkan penyebabnya,” katanya.
Menyusul kejadian yang menimpa 11 siswa MTs Harapan Baru di Leuwi Ili saat kegiatan susur sungai tersebut katanya diharapkan bila mengkaji kembali kegiatan serupa.
Setidaknya melaporkan kegiatan ke petugas atau satgas setempat. Mengingat saat ini masih dalam masa pandemi, PPKM Level 3.
Orangtua Korban Sebut Tragedi Ini Karena Ketelodoran Sekolah
Aditya Maulana (12) jadi satu dari 11 pelajar MTS Harapan Baru di Ciamis yang mati tenggelam saat susur sungai di Sungai Cileueur, Ciamis, Jumat (15/10/2021).
Sebelum Aditya mati tenggelam, ibunya sempat terganggu kesehatannya dengan merasakan lemas dan tidur seharian selama di rumah.
"Kalau firasat lainnya tidak ada, hanya sebelumnya ibunya mendadak lemas, ingin terus tidur," ujar Tati (49) Bibi korban saat ditemui Tribunjabar.id di depan rumah duka, Sabtu (16/10/2021) pagi.
Ibu dan anak itu tak sempat bertemu atau bersapa layaknya anak dan ibu. Keduanya bertemu sepekan lalu pada 10 Oktober 2021.
"Dan tadinya hari Minggu (17/10/2021) besok juga mau jemput lagi, katanya ingin renang lagi. Tapi sekarang, malah begini (meninggal dunia)," kata Tati.
Ia berharap, dengan adanya kejadian yang menimpa keluarganya bisa menjadi peringatan bagi sekolah MTS Harapan Baru tersebut.
"Ini jelas keteledoran sekolah, apalagi guru yang membimbing kegiatan Pramuka. Sampai menyusur sungai seperti itu dan tidak ada izin lagi," ucapnya.