Warga Sukabumi Jadi Korban Pinjol. Data Pribadinya di Sebar Ke Orang Lain, Berbalik Disebut Penipu.
Sejumlah warga di Sukabumi menjadi korban penyebaran informasi pribadi yang tidak wajar oleh pimjaman online (Pinjol) ilegal.
Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Sejumlah warga di Sukabumi menjadi korban penyebaran informasi pribadi yang tidak wajar oleh pimjaman online (Pinjol) ilegal.
Bahkan data pribadi peminjam pun disebarkan ke media sosial dan kontak nomor dengan mengandung unsur pencemaran nama baik.
Tidak hanya itu, data pribadi pun disalahgunakan Pinjol untuk mengancam peminjam untuk segera membayarnya.
Baca juga: Ribuan Warga Kota Bandung Jadi Korban Pinjaman Online dan Koperasi Ilegal, Cenderung Diperas
Korban penyebaran data pribadi Pinjol, Bambang (33) mengatakan, dirinya sangat murka saat data pribadinya dikirim ke sejumlah teman dekatnya oleh Pinjol.
"Memang pada saat itu, saya sudah jatuh tempo, lewat 1 hari dari kewajiban. Karena kondisi uang saya tidak ada. Ya Saya minta waktu. Namun tidak di respon dengan baik," ucapnya, kepada Tribunjabar.id, Jumat (15/10/2021).
Setelah Bambang mengajukan adanya penambahan waktu. Tiba-tiba teror dari pinjol pun muncul pesan kepada teman-teman dan orang dekatnya.
Baca juga: Polisi Gerebek Kantor Pinjaman Online Ilegal di Jakarta Barat, Amankan 56 Orang
"Setelah itu, Eh malah beredar pesan kepada teman dan orang mitra saya. Berisi pesan amanat untuk membayar hutang saya. Kemudian teman menghubungi saya. Kok gara-gara belum bisa bayar malah urusan melebar kemana-mana," tuturnya.
Kemudian setelah tiga hari berselang.
Tiba-tiba Bambang menerima pesan dari temannya, berisi identitas pribadi, dengan menyebutkan dirinya penipu dari pihak Pinjol.
"Eh tiga hari kemudian. Identitas berupa KTP, poto saya tersebar di Wa keluarga dan teman menuduh penipu. Saya pun kesal, awalnya berniat membayar. Setelah begitu jadi bodo amat lah, hingga ganti nomor kontak," ujarnya.
Nasib serupa dialami Uti (32) salah seorang pegawai swasta, dirinya kaget dan menanggung malu di teman-temannya saat jatuh tempo belum bayar.
"Saya kaget, kok bisa pesan itu sampai ke keluarga dan temannya. Awalnya kan saya minta waktu, karena uang tidak ada. Eh malah beredar pesan gitu kan malu," singkatnya.