Indonesia Power Amankan Lokasi Penemuan Fosil Binatang di Waduk Saguling dengan Cara Patroli
PT Indonesia Power UP Saguling turun tangan untuk melakukan pengamanan di lokasi penemuan fosil, tepatnya di pulau Sirtwo Island Waduk Saguling, KBB
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - PT Indonesia Power UP Saguling turun tangan untuk melakukan pengamanan di lokasi penemuan fosil, tepatnya di pulau Sirtwo Island Waduk Saguling, Kampung Suramanggala, RT 01/01, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Waduk saguling merupakan lahan PLTA Saguling yang dikelola oleh perusahaan PT Indonesia Power yang bergerak di bidang kelistrikan. Tetapi mereka siap mengamankan lokasi itu mendukung upaya konservasi dan penelitian lebih lanjut terkait fosil tersebut.
Supervisor Senior (SPS) Humas dan Keamanan PT Indonesia Power, Budi Wahyudi, mengatakan, pihaknya akan menerjunkan petugas keamanan internal untuk menjaga kawasan tersebut dan sebanyak 4 personel akan patroli dan berjaga dari kejauhan agar fosil tersebut tetap aman.
"Iya memantau dari kejauhan sambil patroli, sesekali mungkin nanti ke lokasi untuk melihat sikon nya. Karena memang di sini kami masih masa pandemi tidak boleh ada yang berkerumun," ujarnya saat dihubungi, Rabu (13/10/2021).
Ia mengatakan, upaya itu dilakukan karena lokasi itu juga sebagai objek vital nasional, sehingga memang ada titik-titik yang memang harus dijaga, dan tidak boleh dilepas, sehingga patroli pun harus dilakukan.
"Kita hanya mengimbau kepada warga untuk tidak berkerumun dan untuk mendukung para peneliti melakukan kegiatan penelitiannya," kata Budi.
Awalnya pihak Indonesia Power juga berencana melakukan pemasangan garis polisi sebagai upaya pelindungan. Namun, karena ada masukan dari beberapa pihak khawatir memancing rasa penasaran publik langkah itu dibatalkan.
"Begitu tim kami turun ke lapangan kemarin hari minggu dari tim keamanan sudah turun untuk cek lokasi ada arahan di lapangan beda lagi oleh peneliti. Khawatir, justru malah mengundang banyak warga," ucapnya.
Selain itu PT Indonesia Power UP Saguling juga mendukung upaya konservasi lokasi penemuan fosil tersebut walaupun perusahaan ini hanya bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik.
"Kami juga mendukung segala kegiatan dari pemerintah warga sekitar dan pengembangan ilmu pengetahuan," ucapnya.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya juga bakal menggelar pertemuan dengan bagian sejarah dan cagar budaya dari Disbudpar KBB untuk memetakan langkah kedepan terkait upaya konservasi, pengembangan wisata, hingga penelitian lanjutan.
"Untuk sementara kami belum bisa memutuskan untuk kedepannya bagaimana, hanya saja kami itu sedang berkordinasi dengan pihak terkait bagian cagar budaya dan sejarah Disparbud KBB," ujar Budi.
Baca juga: Ada Temuan Fosil Hewan Langka di Jawa di Waduk Saguling, Hengky Kurniawan: Tambah Wisata Baru di KBB
Fosil Gajah Jadi Istimewa
Sejumlah paleontolog dari berbagai perguruan tinggi melakukan penelitian di lokasi penemuan benda yang diduga fosil hewan di bantaran Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Minggu (10/10/2021).
Sebelumnya, benda-benda berupa tulang tersebut ditemukan Jahidin (43) beberapa waktu lalu di beberapa titik, tepatnya di tengah Waduk Saguling, daerah Kampung Suramanggala, RT 01/ 01, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, KBB.
Paleontolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Mika Rizki Puspaningrum mengatakan, berdasarkan hasil penelitian, bahwa benda yang ditemukan warga tersebut merupakan fosil binatang.
"Hasil identifikasi ada (fosil) kerbau, keluarga sapi, dan rusa," ujarnya saat ditemui di lokasi sesuai melakukan penelitian, Minggu (10/10/2021).
Mika mengatakan, dari hasil penelitian tersebut ada 17 titik lokasi penemuan fosil.
Dari titik itu fosil yang ditemukannya kebanyakan tulang panjang bagian kaki, lengan, bagian tubuh, gigi, dan tulang kepala.

Selain tiga jenis fosil binatang itu, peneliti juga sangat gembira setelah menemukan fosil gajah karena populasi gajah di Jawa sudah lama punah, sehingga penemuan fosil gajah ini bisa jadi bukti bahwa dulu di pulau Jawa juga pernah hidup gajah.
"Gajah enggak ada di Jawa sekarang, ini yang jadi spesial. Bukti bahwa dulu gajah pernah ada dan punah pada satu waktu. Kalau kerbau, rusa, dan sapi sekarang masih ada," kata Mika.
Melihat temuan tersebut, Mika menduga bahwa dulunya wilayah itu merupakan cekungan yang dalamnya terdapat rawa, padang rumput, dan sungai sebagai habitat binatang-binatang tersebut.
"Kalau kita lihat ini cekungan kecil dan di pinggir sungai. Mungkin hewan ini mati di tepian sungai. Dulu bisa jadi ini ada rawa, padang rumput yang luas beserta sungai di sini," ucapnya.
Namun pihaknya belum bisa memastikan berapa usia fosil tersebut karena perlu melakukan penelitian dan metode lebih panjang lagi untuk mengetahui umur dari tulang hewan tersebut.
Baca juga: Lokasi Penemuan Fosil Hewan di Bandung Barat Dijaga Aparat Gabungan Selama 24 Jam
Kendati demikian, pihaknya memperkirakan usia fosil itu lebih dari 3.000 tahun, hanya saja untuk memastikan usianya itu, pihaknya harus mencari benda-benda peninggalan yang lain.
"Kalau ada kayu dan arang mungkin kita bisa tahu umumnya, tapi karena tidak ada kita harus cari metode penanggalan lain. Masih bisa diusahakan, tapi perlu waktu dana agak besar," ujar Mika. (*)