Siswi SMP Dinikahkan Orang Tuanya dengan Tokoh Agama, Teman dan Gurunya Unjuk Rasa

NK (15) yang masih bersekolah di bangku sekolah menengah pertama (SMP) dinikahkan dengan seorang tokoh agama asal Tangerang

(KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY)
Ratusan siswa salah satu SMP di Buru Selatan Maluku dan para guru menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Wilayah Kemantiran Agama dan Kantor DPRD untuk memprotes kasus pernikahan dini yang menimpa seorang siswa sekolah tersebut. Aksi demo itu berlangsung pada Senin (4/10/2021) 

TRIBUNJABAR.ID -  Sebuah kasus pernikahan anak di bawah umur di Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, memicu aksi unjuk rasa guru dan puluhan siswa.

NK (15) yang masih bersekolah di bangku sekolah menengah pertama (SMP) dinikahkan dengan seorang tokoh agama asal Tangerang, Banten.

Padahal NK masih bersekolah di salah satu SMP di Namrole, Buru Selatan.

Pernikahan tersebut terjadi sekitar dua pekan lalu.

Baca juga: Banyak Kasus Pernikahan Dini, Orangtua Sampai Minta Dispensasi Ke Sekolah Karena Hal Ini

Pernikahan tersebut jadi kontroversi tak hanya karena NK masih di bawah umur, tetapi juga orang tua remaja perempuan itu salah satu tokoh agama di Kabupaten Buru Selatan.

Para siswa dan guru SMP tempat NK bersekolah juga menggelar demonstrasi di Kantor Wilayah Kementerian Agama Buru Selatan dan DPRD Buru Selatan.

Dilansir dari Kompas.com, unjuk rasa dilakukan para siswa dan guru pada Senin (4/10/2021).

Kepala SMP tempat NK bersekolah, Noho Lesilawang mengakui, siswa yang menikah itu merupakan siswanya.

“Saat menikah beberapa waktu lalu usianya baru 15 tahun sembilan hari,” kata Noho kepada Kompas.com via telepon seluler, Sabtu (9/10/2021).

Sebagai kepala sekolah, Noho menyayangkan keputusan orangtua NK yang menikahkan anaknya di usia belia.

Pernikahan NK dengan tokoh agama asal Tangerang itu berlangsung di Desa Labuang.

“Dia (NK) kawin di rumahnya di Labuang, orangtuanya sendiri yang menikahkan, yang membaca khutbah nikah itu KUA dari Kecamatan Leksula bukan dari Namrole,” ujarnya.

Baca juga: KPI: Selama Pandemi Pernikahan Dini di Indramayu Meningkat, Banyak yang Keluar dari SMP

Menurut Noho, beberapa hari sebelum pernikahan, orangtua NK, AIK sempat menemuinya di rumah.

Saat itu, AIK beralasan ingin memindahkan putrinya ke pesantren terdekat.

“Jadi sebelum hal itu (pernikahan) terjadi itu, lima hari sebelumnya orangtuanya ke rumah saya lalu dia mengaku ingin memindahkan anaknya ke pesantren," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved