Kok Patung Asli Pangeran Kornel-Daendels Ada di Kampus Unwim Sumedang, Tidak di Cadas Pangeran
Polemik patung Bupati Sumedang Pangeran Kornel dan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Herman Willem Dendels di Universitas Winayamukti
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Mega Nugraha
Laporan Kontributor TribunJabar. Id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Polemik patung Bupati Sumedang Pangeran Kornel dan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Herman Willem Dendels di Universitas Winayamukti mendapat komentar dari Rahmat Juliadi, Anggota Komisi III DPRD Sumedang.
Patung yang semula berada di persimpangan Jalan Cadas Pangeran dan posisinya kini telah diisi oleh patung baru buatan tahun 2011, tidak ditempatkan di tempat seharusnya.
Patung lama itu bukan berada di museum di pusat kota Sumedang, namun jauh di Tanjungsari, sekitar 30 kilometer dari pusat kota itu.
Para pembaca sejarah Sumedang akan tahu bahwa penempatan patung itu sangat tidak nyambung. Sebabnya, lahan sekolah pertanian berikut iniversitas itu adalah lahan hibah dari Bupati Sumedang Pangeran Aria Soeria Atmadja.
Baca juga: Kisah Deretan Makam Tanpa Nisan Terpanjang di Cadas Pangeran, Saksi Bisu Kekejaman Daendels
"Patung lama memang simbol sejarah. Itu sebaiknya dirawat, dan sebaiknya ditempatkan di tempat yang ada kaitan sejarahnya," kata Rahmat Juliadi kepada TribunJabar.id, Kamis (7/10/2021) melalui sambungan seluler.
Rahmat Juliadi menilai, kesesuaian simbol dengan tempat simbol itu berada akan membuat jelas sejarah perjalanan Sumedang. Lagipula, bagi orang yang melihat patung itu, patung akan dengan sendirinya memberi informasi.
"Patung itu "berbicara" juga," kata Rahmat.
Menurutnya, ada tempat lain yang lebih cocok yang bisa dititip-simpankan patung tersebut.
Tempat-tempat itu adalah tempat milik Pemkab Sumedang yang saat ini dipakai untuk berkantor.
"Silakan apakah di Induk Pusat Pemerintahan (IPP) atau di lingkungan museum, atau di Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora), atau di gedung representatif dengan simbol sejarah itu," katanya.
Cara patung dipindahkan, kata Rahmat, adalah Pemkab Sumedang meminta dengan baik dan formal kepada pihak Universitas Winayamukti.
"Bicarakanlah dengan baik. Tapi sebelumnya, Pemkab sendiri mesti menyiapkan dengan matang tempatnya itu," kata Rahmat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Baca juga: Disparbudpora Sumedang Sebut Begini Soal Patung Pangeran Kornel dan Daendels Pindah ke Kampus Unwim
Di Kampus Universitas Winaya Mukti
Seperti diberitakan sebelumnya, Patung Pangeran Kornel dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda ada di kampus Universitas Winaya Mukti.
Patung itu berdiri pada dudukan tembok yang kokoh dan tampak baru. Cat kuning keemasan yang melekat pada tubuh patung juga baru.
Keberadaan patung Pangeran Kornel dengan Daendels di lahan tersebut menuai pertanyaan. Sebabnya, tak ada kaitan sejarah antara keduanya dengan Universitas dan sekolah itu.
Lahan untuk pendidikan pertanian tersebut adalah hibah dari Pangeran Soeria Armadja, Bupati Sumedang periode 1883-1919, jauh setelah Pangeran Kornel.
Lantas, darimana patung itu berasal? Patung tersebut adalah patung pertama Pangeran Kornel dan Daendels yang ditempatkan di persimpangan Jalan Cadas Pangeran.
Patung itu dibuat pada zaman Bupati Sumedang, Sutardja (1983-1988). Namun, karena kondisinya lapuk oleh cuaca, patung itu kemudian diganti pada 2011 dengan patung baru yang dibuat di zaman Bupati Don Murdono.
Patung yang lama tiba-tiba ditempatkan di Universitas Winayamukti, bukan di tempat kembali seharusnya, yakni museum yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumedang.
Penempatan patung tersebut di lahan pendidikan pertanian di Tanjungsari bukan hanya tidak nyambung sejarahnya, namun dikhawatirkan juga bisa mengaburkan sejarah pendirian sekolah tersebut yang diprakarsai oleh Pangeran Soeria Atmadja pada 1914. Namun, tidak ada jawaban yang pasti hingga kini.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang, Hari Tri Santosa hanya cukup dengan menjawab tidak tahu.
"Kurang hapal. Asli, belum mengetahui," katanya, Rabu (6/10/2021), setelah dihubungi TribunJabar.id melalui pesan singkat.
Seirama dengan Hari, Kepala Seksi Kepurbakalaan Disparbudpora Kabupaten Sumedang, Suhadi mengatakan dia tidak turut serta dalam urusan pemindahan patung itu.
"Saya tidak ikutan dalam prosesnya, tapi perkiraan itu kejadiannya tahun 2015 ke belakang," kata Suhadi menjawab pertanyaan TribunJabar.id.
Pada 2012, TribunJabar.id mewawancarai pemangku adat Museum Prabu Geusan Ulun, (Alm) Raden Mochammad Ahmad Wiriatmaja yang ketika itu paling vokal menolak pemindahan patung Pangeran Kornel dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels ke Universitas Winayamukti.
Baca juga: Warga Miskin Permanen di Bandung Bertambah 3000 Sejak Januari 2021, 60 Ribu Orang Terdampak Pandemi
"Kalau disimpannya di Fakultas Pertanian Unwim Tanjungsari, jelas tidak nyambung," kata Mochammad Ahmad Wiriatmaja yang akrab disapa Aom Achmad ini di Sumedang, Rabu (20/6/2012).
Ketika itu, Aom Achmad melayangkan surat protes ke Kepala Disparbudpora Sumedang untuk memindahkan patung ke halaman Gedung Negara saja. Sebabnya, ketika Pangeran Kornel jadi Bupati, kantornya adalah di Srimanganti dekat Gedung Negara.
Namun, ketika itu pun tak ada jawaban yang memuaskan. Patung pun tetap berada di halaman Unwim, bahkan sampai sekarang ini yang letaknya semakin kokoh.