Pastikan Tak Ada Pelajar Terpapar Covid-19, Siap-siap Akan Dilakukan Swab Test Covid-19 Acak
Pekan depan akan melakukan uji swab dan rapid test antigen secara acak kepada peserta didik dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)
Penulis: Tiah SM | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus covid 19 di Kota Bandung landai sisa angka positif tinggal 95 kasus. "Setiap hari kasus covid menurun, bahkan kadang tak ada kasus positif covid, Kota Bandung landai ," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara di Balai Kota, Selasa (5/10).
Ahyani mengatakan, menurunnya covid tapi tetap menjalani protokol kesehatan karena pandemi masih mengancam belum menghilang.
Menurut. Ahyani dengan menurunnya kasus covid maka, Pemkot tidak lagi memperpanjang tiga hotel tempat isolasi.
"Jika terjadi kasus covid, rumah isolasi ada di setiap kecamatan dan masih ada hotel yang dikelola Provinsi,'" ujarnya.
Ahyani mengatakan, walau covid sudah landai tapi pekan depan akan melakukan uji swab dan rapid test antigen secara acak kepada peserta didik dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
"Swab pelajar program Kemenkes, di Jawa Barat ada dua daerah percontohan Kota Bogor dan Kota Bandung. Aturannya yang harus diperiksa 10 persen dari Sekolah yang sudah melaksanakan PTM," ujar Ahyani.
Menurut Ahyani, dari 10 persen tersebut, harus menggambarkan situasi kota atau dari perwakilan semua wilayah yang dipilih Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Tiap Sekolah diambil 30 sasaran terdiri dari siswa dan PTK.
"Kami baru mendapatkan datanya dari Disdik, karena yang memilih sekolahnya Disdik secara random. Kami akan berkoordinasin untuk jadwalnya. Semoga minggu depan bisa dimulai," ujar Ahyani.
Ahyani mengatakan, Tim Rapid-nya dari Dinkes dan Puskesmas setempat. Kami sudah siapkan alat rapid antigennya, tinggal tunggu jadwal dan pemberitahuan ke sekolah dan sosialisasi ke orang tua siswa.
Menurut Ahyani, akan ada perlakuan yang berbeda jika ditemukan hasil positif saat test acak tersebut. Jika di bawah satu persen yang positif, cukup anak yang positif yang ditangani dan dikarantina. Kemudian dilacak keluarga terdekatnya.
"Kalau 1-5 persen, maka pelacakan akan dilakukan tidak ke si anak saja, tapi rombongan belajar anak tersebut bersama dengan teman-temannya. Jadi lebih luas," ucapnya.
Sedangkan jika di atas 5 persen, maka pelacakan akan semakin luas. Sekolah harus menghentikan terlebhi dahulu dulu kegiatannya sampai selesai memetakan pelacakan sumbernya.
"Hati-hati juga penyebutan bisa saja bukan klaster sekolah, tetapi bisa saja dari rumah ke sekolah. Kalau lihat dari 1.600an sekolah yang buka, 10 persennya 160 sekolah, dan sekolah masing-masing 30 orang berarti sekitar 4.800 yang akan dites," ujar Ahyani.