SOSOK Ali Kalora, Pemimpin Mujahidin Indonesia Timur Pengganti Santoso, Meninggal dalam Baku Tembak

Ali Kalora, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tewas dalam baku tembak.

Editor: Giri
Ali Kalora dengan penampilan terbaru (kanan) dan lama (kiri). (AFP) 

Saat itu, ia menggantikan Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan personel Operasi Tinombala pada Juli 2016.

Awalnya, Ali memimpin kelompok MIT bersama Basri.

Namun, setelah Basri ditangkap, Ali Kalora dijadikan sebagai target utama dari Operasi Tinombala. 

Sebelum menjadi pimpinan MIT, Ali Kalora merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok MIT.

Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin MIT.

Ali disebutkan memiliki keahlian merakit bom.

Dalam beberapa kali baku tembak, anggota Satuan Tugas Madago Raya menemukan bom lontong di lokasi baku tembak.

Sejumlah bom lontong diledakkan Satgas Madago Raya, beberapa waktu lalu.

Menyamar sebagai warga lokal

Ridlwan Habib, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia saat wawancara dengan BBC Indonesia pada Rabu (2/1/2019), mengatakan, Ali memiliki kemampuan bertahan hidup dalam pelarian.

Dengan logistik yang terbatas, Ali Kalora bisa menjadi apa saja.

Ia bisa menyamar menjadi warga lokal, bahkan petani untuk menghindar dari kejaran aparat TNI-polisi.

Pada awal tahun 2019, Polri kemudian mengultimatum Ali Kalora Cs.

Jika hingga tanggal 29 Januari 2019 kelompok MIT pimpinan Ali Kalora tidak menyerahkan diri, tim gabungan TNI-Polri yang akan melakukan tindakan represif.

Namun, sayang hal itu tidak diindahkan.

Sumber: Kompas
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved