Hari Ke-21 Kasus Subang Belum Terungkap, 9 Jam AKBP Sumarni Sampai Turun Tangan Periksa Saksi
Hingga hari ke-23 kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu (24) dan ibunya Tuti (55) di Kabupaten Subang masih belum terungkap.
Penulis: Dwiky Maulana Vellayati | Editor: Mega Nugraha
Dikutip dari TribunPontianak, Kompol Sumarni mengaku inspirasi awal hingga ia menuliskan buku Salam Zero adalah ia ingin jika pola-pola kepemimpinan maupun sikap zero tolerance yang dilakukan oleh Brigjen Arief dapat menjadi inspirasi bagi anggota kepolisian lainnya.
“Tujuannya untuk menginspirasi generasi pimpinan polri, pola-pola yang dikerjekan bisa dicontoh baik oleh polisi di Kalbar maupun di Indonesia,” kata istri dari AKBP Guntur Rahayu ini.
Baca juga: Alasan Petugas Kebersihan Diperiksa Polisi di Kasus Amalia Subang, Yosef Diperiksa Hingga Dini Hari
Sumarni berpendapat jika semua polisi dapat bersikap dan bertindak zero tolerance seperti yang dicontohkan oleh Brigjen Arief, ia yakin kepolisian akan dicintai oleh masyarakat.
“Kalau semuanya bisa seperti beliau insyaallah polisi bisa dicintai masyarakat,” kata Sumarni.
Sumarni mengaku butuh waktu tiga bulan baginya untuk menulis buku Salam Zero. Ia mendapat dukungan dari suami tercintanya dalam mendorong dirinya untuk menulis. Apalagi bahan penulisan juga tak jauh darinya.
“Setiap catatan yang terkumpul saya tulis. Harapannya buku ini bisa menjadi referensi maupun inspirasi, pola kepemimpinan minimal bisa dicontoh."
"Di sini pak Arief banyak mendapat dukungan dari masyarakat karena pola-pola yang beliau kerjakan,” katanya.
Sumarni mengaku tak kesulitan membagi waktu selama menulis maupun tugas dan mengurus keluarga.
”Membagi peran saat menulis itu gak susah ya, kadang sambil nunggu anak sekolah saya kerjain, karena setiap perintah beliau kan saya catat ya,” ujarnya.
Buku Salam Zero berisikan 186 halaman dengan cover Brigjen Arief yang sedang memegang perisai menangkis mata panah yang diikuti lembaran uang.