Hari Ke-21 Kasus Subang Belum Terungkap, 9 Jam AKBP Sumarni Sampai Turun Tangan Periksa Saksi
Hingga hari ke-23 kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu (24) dan ibunya Tuti (55) di Kabupaten Subang masih belum terungkap.
Penulis: Dwiky Maulana Vellayati | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID,SUBANG- Hingga hari ke-23 kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu (24) dan ibunya Tuti (55) di Kabupaten Subang masih belum terungkap. Amalia dan Tuti ditemukan tewas mengenaskan pada 18 Agustus 2021.
Mayat keduanya ditemukan di bagasi mobil Toyota Alphard yang diparkir di halaman rumahnya di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang.
Penyelidikan oleh Polres Subang masih terus dilakukan. Terakhir, kemarin Senin (6/9/2021), Yosef, suami dari Tuti dan ayah dari Amalia diperiksa hingga Selasa (7/9/2021) dini hari, pun demikian dengan petugas kebersihan yang turut diperiksa.
Yosef dan petugas kebersihan itu diperiksa hingga Selasa (7/9/2021) sekira pukul 00.30 sejak dimulai dari Senin (6/9/2021) sekira pukul 15.30.
Selama pemeriksaan itu, Kapolres Subang AKBP Sumarni ternyata sampai turun tangan memeriksa kedua saksi tersebut. Pantauan Tribun pada kemarin malam, AKBP Sumarni sempat datang pada sore hari kemudian pulang.
Lalu sekira pukul 19.00, AKBP Sumarni berkapaian preman atau tanpa baju dinas kembali datang ke Gedung Satreskrim Polres Subang dan keluar meninggalkan ruang pemeriksaan sekira pukul 00.00.
Baca juga: Kasus Kematian Ibu dan Anak di Subang, Kuasa Hukum Yosef Sebut 1 Hal tentang Petugas Kebersihan
"Barusan yang memimpin pemeriksaan dan mem BAP saksi langsung sama Ibu Kapolres Subang bersama satu orang penyidik," ujar Rohman Hidayat, kuasa hukum Yosef di Mapolres Subang, Selasa (7/9/2021).
Kapolres Subang AKBP Sumarni menyatakan bahwa pihaknya sampai dengan saat ini terus bekerja keras untuk mengungkap kasus tersebut.
"Mohon sabar ya rekan-rekan, kami masih bekerja doakan saja secepatnya," singkat Kapolres Subang AKBP Sumarni saat hendak memasuki Satreskrim Polres Subang, pada Selasa (31/8/2021) lalu.
Bukan Perkara Mudah Mengungkap Kasus Ini
Aji Uno, warga Kota Bekasi, respek dengan kinerja Polres Subang yang bekerja siang dan malam menyelidiki kasus tersebut. Dia datang ke lokasi perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang pada Senin (6/9/2021).
Pantauan Tribun, dia keluar dari mobilnya sambil mengenakan masker. Dia berhenti di depan rumah yang dipasangi garis polisi.
Seketika di menengadahkan tangannya hingga sedada, menundukan kepala seraya berdoa. Tidak hanya untuk Amalia dan ibunya, dia juga turut mendoakan Polres Subang di bawah pimpinan AKBP Sumarni untuk dimudahkan dalam mengungkap kasus itu.
"Semoga bapak-bapak polisi dimudahkan dalam mengungkapnya," ucap Aji Uno, sesaat setelah berdoa dan meninggalkan lokasi perampasan nyawa itu.
Ia meyakini, dengan kegigihan polisi setiap hari dalam mengungkap kasus tersebut, dalam waktu dekat pelaku perampasan nyawa Amalia segera terungkap.
"Insyaallah ini akan benderang dalam waktu dekat," kata dia.
Ia mengaku tidak mengenali korban. Namun, dia hampir tiap hari membaca berita soal perkembangan kasus tersebut.
"Allhamdulilah bahwa saya ini bukan kerabat dekat atau family dari korban, saya datang dari jauh dari Bekasi saya sengaja datang untuk berdoa karena prihatin atas kasus ini," ujar Aji Uno.
Dari doa yang dipanjatkan oleh Aji dilokasi kejadian, ia berharap agar kasus pembunuhan ini segera terungkap dan segera diumumkan ke publik.
Baca juga: Kejari Kabupaten Sukabumi Siapkan Bengkel Gratis Buat Warga Bekerja Sama dengan Koperasi dan SMKN
"Saya datang bersama keluarga saya, saya memang sengaja jauh-jauh datang kesini untuk berdoa, saya berharap kasus ini supaya cepat terungkap," katanya.
Profil AKBP Sumarni
AKBP Sumarni berasal dari Pontianak, berusia 43 tahun atau lahir pada 7 November 1977. Dia menjabat Kapolres Subang sejak 6 Agustus 2021 setelah sebelumnya menjabat Kapolres Sukabumi Kota.
Ditilik dari riwayat kariernya, ia berpengalaman di bidang pengungkapan korupsi. Di antaranya, ia pernah bertugas di Dit Tipidkor Bareskrim Polri dan menjabat Kanit Subsidt III hingga akhrinya ia dipercaya menjadi Kapolres Sukabumi Kota pada Mei 2020.
Sebelumnya, ia juga pernah penyidik di Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) selama 4 tahun. AKBP Sumarni merupakan perwira Polri non Akpol yang berprestasi.
Selain bertugas di Dit Tipidkor Bareskrim Polri dan KPK, ia juga pernah bertugas di Polda Kalimantan Barat. AKBP Sumarni eks Penyidik KPK, Baru Jabat Kapolres Subang Langsung Blusukan ke Pasar
Pernah Tulis Buku tentang Antikorupsi
Saat bertugas di Polda Kalimantan Barat pada 2015, Sumarni yang saat itu masih berpangkat Kompol pernah menulis buku tentang antikorupsi.
Buku berjudul Salam Zero itu mengulas tentang Kapolda Kalbar yang saat itu dijabat Brigjen Arief Sulistyanto.
Dikutip dari TribunPontianak, Kompol Sumarni mengaku inspirasi awal hingga ia menuliskan buku Salam Zero adalah ia ingin jika pola-pola kepemimpinan maupun sikap zero tolerance yang dilakukan oleh Brigjen Arief dapat menjadi inspirasi bagi anggota kepolisian lainnya.
“Tujuannya untuk menginspirasi generasi pimpinan polri, pola-pola yang dikerjekan bisa dicontoh baik oleh polisi di Kalbar maupun di Indonesia,” kata istri dari AKBP Guntur Rahayu ini.
Baca juga: Alasan Petugas Kebersihan Diperiksa Polisi di Kasus Amalia Subang, Yosef Diperiksa Hingga Dini Hari
Sumarni berpendapat jika semua polisi dapat bersikap dan bertindak zero tolerance seperti yang dicontohkan oleh Brigjen Arief, ia yakin kepolisian akan dicintai oleh masyarakat.
“Kalau semuanya bisa seperti beliau insyaallah polisi bisa dicintai masyarakat,” kata Sumarni.
Sumarni mengaku butuh waktu tiga bulan baginya untuk menulis buku Salam Zero. Ia mendapat dukungan dari suami tercintanya dalam mendorong dirinya untuk menulis. Apalagi bahan penulisan juga tak jauh darinya.
“Setiap catatan yang terkumpul saya tulis. Harapannya buku ini bisa menjadi referensi maupun inspirasi, pola kepemimpinan minimal bisa dicontoh."
"Di sini pak Arief banyak mendapat dukungan dari masyarakat karena pola-pola yang beliau kerjakan,” katanya.
Sumarni mengaku tak kesulitan membagi waktu selama menulis maupun tugas dan mengurus keluarga.
”Membagi peran saat menulis itu gak susah ya, kadang sambil nunggu anak sekolah saya kerjain, karena setiap perintah beliau kan saya catat ya,” ujarnya.
Buku Salam Zero berisikan 186 halaman dengan cover Brigjen Arief yang sedang memegang perisai menangkis mata panah yang diikuti lembaran uang.