Satu Dekade Program Biogas Rumah, Limbahnya Pun Menghasilkan Uang
Selain memanen cacing tanah, Aep juga mendapat pemasukan tambahan lagi menjual pupuk kascing atau bio-sullury kering sisa pakan yang difermentasi
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Sinergi
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, mengatakan setelah berjalan 10 tahun, program biogas ini akan terus dikembangkan dengan menyusun road map baru.
"Akan digali peluang termasuk dari APBN, akan diusulkan ada dana alokasi khusus untuk pengembangan program ini,” ujar Dadan, dikutip dari laman resmi EBTKE.
Sinergi pengembangan biogas ini nantinya akan perluas ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Desa, Kementerian UKM dan Kementerian lain yang terkait yang memiliki ketertarikan dan program yang bisa disinergikan.
Direktur Eksekutif Yayasan Rumah Energi, Rebekka Angelyn menambahkan, selama ini pemanfaatan biogas menjadi yang paling efisien sebagai pengganti energi gas. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan timnya, biogas juga bis menghasilkan listrik dengan kapasitas besar, Namun, untuk itu diperlukan reaktor komunal.
Selama 10 tahun berjalan, kata dia, ada tiga poin penting yang menjadi catatan yakni, pola perilaku pengguna biogas yang berbeda antarpulau dan desa, kebijakan yang sinergis dari hulu ke hilir serta pelibatan lembaga keuangan untuk pembiayaan biogas.
“Untuk bisa mendorong satu juta biogas rumah membutuhkan kebijakan dari hulu ke hilir. Jadi, semua paralel, tidak bisa siapa yang duluan mengerjakan apa," ujar Rebekka.
Strategi pengembangan biogas ini, kata dia, goalnya adalah secara perlahan untuk mundur dari skema subsidi dan masuk ke pasar. Artinya koperasi, lembaga keuangan mikro, perbankan, fintech (financial technology) bisa masuk ke pembiayaan biogas.(*)