Kehidupan Make-up Artist di Kabul Hancur dalam Sehari: “Wanita Seperti Saya adalah Target Taliban”

Pada hari Taliban menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul, poster iklan di luar salon kecantikan yang menunjukkan wanita dalam pakaian pengantin dicoret

Penulis: Magang Tribunjabar | Editor: Hermawan Aksan
Getty Images/Nilab Adelyar
Make-Up Artist sekaligus Influencer asal Canada, Nilab Adelyar, menunjukkan solidaritasnya untuk para Make-Up Artist di Taliban 

Dalam dua dekade sejak invasi pimpinan AS yang menggulingkan Taliban pada 2001, lebih dari 200 salon kecantikan dibuka di Kabul saja, dengan ratusan lainnya di bagian lain di negara itu.

Setelah Afsoon mewujudkan mimpinya bekerja sebagai make-up artist yang sukses, mimpinya harus dihancurkan oleh negara tempatnya tinggal.

"Saya mencintai segalanya tentang wanita. Saya ingin bekerja dan membangun ruang di mana wanita bisa bebas dan bersinar," kata Afsoon.

"Salon adalah tempat para Wanita bisa bersantai jauh dari laki-laki," lanjutnya

Sayangnya, pada hari Minggu 15 Agustus, hari ketika Taliban menguasai istana presiden Kabul, kerja kerasnya selama bertahun-tahun harus berakhir dalam satu hari.

Kondisi para make-up artist setelah Taliban menguasai Kabul

Hampir setiap malam di Kabul, Afsoon berbicara dengan nada pelan di telepon, bahkan saat ia diwawancarai oleh bbc.com.

Afsoon sangat takut, tapi untungnya ia berhasil meninggalkan rumahnya, dan menemukan tempat tinggal baru yang aman.

"Wanita di industri kecantikan, terutama orang-orang seperti saya yang terlihat dan bekerja untuk publik adalah target mereka," kata Afsoon kepada BBC.

Setelah mendapatkan panggilan telepon dari temannya yang menyuruh untuk tidak masuk kerja, Afsoon mendengar bahwa setiap poster yang mewakili simbol kecantikan wanita sedang dicoret-coret oleh penduduk Kabul yang ketakutan.

Bahkan teman Afsoon ikut mencoret-coret beberapa poster milik salonnya sendiri. Hal itu dilakukan sebagai sebuah isyarat untuk menenangkan Taliban, dan tidak menarik banyak perhatian.

Lebih lanjut Afsoon mengatakan bahwa tidak mungkin mereka akan menyetujui melihat wajah wanita yang tidak tertutup, atau leher yang dipamerkan.

"Mereka selalu sangat jelas dengan keyakinan mereka bahwa seorang wanita tidak boleh menarik perhatian.”

"Ini adalah akhir dari industri kecantikan di Afghanistan.”

Afsoon merupakan salah satu orang yang tidak memiliki dokumen yang bisa membuatnya mendapatkan tiket pesawat untuk membawanya pergi jauh dari Kabul. Tidak ada jalan keluar untuknya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved