Mengenal Ayam Elba yang Berbulu Cantik Piaraan Para Wanita di Sumedang, Mampu Bertelur Ratusan Butir
Di Sumedang, para wanita tani memelihara ayam elba yang cantik bulu-bulunya dan memiliki produktivitas telur yang tinggi.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana.
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG -
Telur ayam merupakan sumber protein yang baik bagi para pengonsumsinya. Tak mengherankan, jika banyak orang memelihara ayam untuk diambil telur-telurnya.
Di Rancakalong, Sumedang, para wanita-wanita tani memelihara ayam yang cantik bulu-bulunya. Corak bulu beragam dengan warna-warna yang tegas membuat betah untuk memandang ayam lama-lama.
Ayam itu adalah jenis kampung elba. Selain warna yang cantik sebagaimana ayam hias, elba memiliki produktivitas telur yang tinggi.
Dikutip dari website Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang, seekor ayam elba dapat bertelur sebanyak 300 butir per tahun. Yang lebih unik lagi, ayam betina itu tidak mengeram.
Sejarahnya, ayam itu dibawa oleh seorang bernama Lala dari Jeddah, Arab Saudi ke Dusun Batikan Indonesia. Nama el pada kata elba ada adalah Lala, dan ba untuk Batikan.
Elba adalah ayam jenis buff leghorn yang karena kecantikan bulu-bulunya, juga digemari di belahan dunia lain seperti Inggris, Denmark, Amerika, dan Australia.
"Kelompk Wanita Tani Hanjuang Bungur memelihara ayam itu sejak day one chick. Diberi pakan dengan pakan-pakan yang diusahakan sangat murah," kata Yuyum Nurjamilah (60), penggerak KWT Hanjuang Bungur, Minggu (29/08/2021) di Desa Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Sumedang.
Bukan hanya KWT Hanjuang Bungur, namun juga kelompok lainnya memelihara ayam yang sama. Tujuannya adalah diambil telurnya untuk dikonsumsi dan sebagian ditetaskan kembali menggunakan mesin penetas telur.
Ayam-ayam elba yang dipelihara para petani wanita itu adalah suplai dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB). LPPM, selain mengerakkan kaum ibu untuk berdaya dengan memanfaatkan pekarangan dengan tanaman sayuran, juga menstimulus mereka untuk memelihara ayam.
Semua itu dilakukan agar kaum ibu di sejumlah desa di Rancakalong terjamin asupan gizinya.
Jika sudah cukup untuk konsumsi sendiri, sayuran, ayam, telur, maupun ikan yang dititipkan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) dapat dijual lebihnya.
Baca juga: Setelah Ada Pelonggaran, Harga Ayam BR di Peternak Ayam Ciamis Mulai Naik
Di KWT Puspa Kenanga, di Desa Cibunar, Rancakalong, ada seorang bernama Toni Kartama (56).
Pria itu menjadi pembina dalam pemeliharaan ayam elba dengan cara menciptakan pakan gratis.
Pakan gratis itu dihadirkan dengan mengundang lalat hitam untuk bertelur di area kotoran ayam. Telur-telur lalat hitam (BSF) itu akan menjadi maggot yang menjadi pakan utama ayam elba.
"Pasti pertumbuhan ayamnya cepat, meski ada aturan tersendiri dalam memberi pakan, menggunakan ukuran gram," kata Toni di Cibunar. (*)