Kasus Mahasiswa ITB yang Meninggal Tak Wajar, Ditemukan Surat Permintaan Maaf Ditujukan Buat Ini
Seorang mahasiswa ditemukan tidak bernyawa di kamar salah satu kos-kosan di Jalan Cisitu Indah V, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Minggu (22/8/2021)
Penulis: Cipta Permana | Editor: Darajat Arianto
Atas terjadinya peristiwa ini, pihak ITB berduka, sekaligus menyayangkan apa yang telah dilakukan korban, dengan anggapan dapat menyelesaikan masalah psikologis yang membelenggunya.
Bahkan, selama ini, pihak ITB selalu berupaya untuk mencegah terjadinya hal tersebut, dengan adanya program bimbingan konseling, sebagai sarana konsultasi bagi para sivitas akademikanya yang memiliki persoalan, baik terkait urusan akademik maupun non akademik.
Baca juga: Sudah 4 Hari, Kasus Rajapati Ibu dan Anak di Subang Masih Jadi Sorotan, Polisi Segera Ungkap Pelaku
"Sejauh ini, dari informasi rekan-rekan korban, tidak ada yang mengetahui apakah korban memiliki masalah psikologis yang berpotensi menuntunnya berbuat sejauh ini. Tapi karena persoalan psikologis ini bisa bersumber dari berbagai sebab, seperti masalah pribadi, proses belajar, sosial dan lain sebagainya, juga bisa terjadi pada siapa saja, maka kami (ITB) menyediakan sarana konsultasi bagi para sivitas akademika ITB melalui program bimbingan konseling, yang seharusnya bisa dimanfaatkan, untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapinya," ujar Prasetyo.
Dimakamkan Keluarganya di Madura
Jenazah mahasiswa pascasarjana ITB, AH (27), dibawa oleh keluarganya ke kampung halamannya di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Minggu (22/8/2021).
Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Rudi Trihandoyo, mengatakan, setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit, keluarga AH membawa jenazahnya langsung ke kampung halamannya di Madura.
Melalui sambungan seluler, Minggu (22/8/2021), Rudi mengatakan, jenazah tersebut awalnya ditemukan di halaman indekos oleh temannya yang hendak mengambil sepeda motor pukul 06.30 WIB.
Saat itu temannya tersebut menemukan AH sudah tergantung oleh tali di tiang.
"Itu bukan akibat pembunuhan," katanya.
Rudi mengatakan berdasarkan keterangan saksi, pada pukul 16.00 sampai 21.00 WIB, Sabtu (21/8), AH masih terlihat beraktivitas.
Pihaknya pun belum bisa memastikan penyebab AH melakukan tindakan tersebut.
Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Direktur Kemahasiswaan ITB, G Prasetyo Adhitama, menjelaskan, identitas korban merujuk pada salah seorang mahasiswa pascasarjana pada Prodi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB.
Berdasarkan data akademik kemahasiswaan ITB, mahasiswa kelahiran Pamekasan, 10 Desember 1994, diketahui merupakan angkatan 2018, yang saat ini menginjak semester enam, dan diketahui tengah menempuh tesis sebagai syarat kelulusannya
"Jadi hingga saat ini kami masih menunggu informasi resmi dari pihak kepolisian terkait korban. Sebab, informasi yang kami terima, sajauh ini baru dari rekan satu kos dengan korban yang juga mahasiswa ITB dan berada pada fakultas yang sama," ujarnya.
Prasetyo menuturkan berdasarkan catatan akademiknya, yang bersangkutan dapat lulus tahun ini.