Mengapa Nakes di Jakarta Ini Bisa Suntikkan Vaksin Covid-19 Kosong? Ini Penuturannya ke Polisi
Kasus tenaga kesehatan atau perawat di Jakarta menyuntikkan vaksin Covid-19 kosong ke seorang siswa sudah di tangan polisi.
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Kasus tenaga kesehatan atau perawat di Jakarta menyuntikkan vaksin Covid-19 kosong ke seorang siswa sudah di tangan polisi.
Sang perawat berinisial EO tersebut kini berstatus tersangka.
Dia juga terancam hukuman penjara 1 tahun akibat perbuatannya tersebut.
Kasus suntik vaksin kosong itu terjadi di sekolah IPK Pluit Timur, Jakarta, 6 Agustus 2021 lalu.
Hingga kini polisi masih mendalami motif penyuntikan vaksin Covid-19 kosong tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pendalaman pemeriksaan terhadap EO, perawat yang kini ditetapkan sebagai tersangka kasus penyuntikan vaksin 'kosong' kepada anak berinisial BLP.
Yusri menyebut, pendalaman pemeriksaan itu dilakukan guna mengungkap motif lain dari tersangka EO menyuntikkan vaksin kosong tersebut.
"Kami masih mendalami terus termasuk dengan motifnya seperti apa, apakah kemungkinan akan ada motif lain. Akan kami sampaikan," kata Yusri kepada awak media saat jumpa pers di Polres Jakarta Utara, dikutip Rabu (11/8/2021).
Sementara ini kata Yusri, pelaku sudah mengakui kesalahannya tersebut, dengan alasan yang bersangkutan lalai dalam menjalankan tugas sebagai vaksinator.
Alasan tersebut didasari karena, pada hari yang bersamaan itu, EO melakukan penyuntikkan vaksin kepada 599 orang.
"Yah jelas ya, jadi kelalaiannya memang awal ini yang bersangkutan sudah memvaksin hari itu setelah 599 orang dan dia merasa dia lalai tidak memeriksa lagi," ucap Yusri.
"Harusnya memang ketentuannya dia periksa dulu. Itu yang dia sampaikan, tapi masih kami periksa dulu seperti apa (motif lain)," imbuhnya.
Minta Maaf karena Lalai
Kepada awak media, tersangka EO mengaku bersalah atas kejadian tersebut, dan meminta maaf terutama kepada keluarga dari anak berinisial BLP yang menerima vaksin kosong itu.
