Pedagang di Ciwidey Waswas Jika Ramai Tapi Pembeli Sudah Paham, Begini yang Dilakukan Setelah Beli

Semenjak PPKM darurat lalu PPKM level 4, area wisata Pasir Jambu, Ciwidey, dan Rancabali sepi karena tempat wisata ditutup sementara.

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/LUTFI AHMAD MAULUDIN
Wisatawan berlibur di perkebunan teh di Rancabali, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Minggu (1//8/2021). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Semenjak PPKM darurat lalu PPKM level 4, area wisata Pasir Jambu, Ciwidey, dan Rancabali sepi karena tempat wisata ditutup sementara.

Akibat ditutupnya tempat wisata, tentu berdampak juga kepada para pedagang yanga berada di dekat tempat wisata, sehingga pendapatannya anjlok. 

Seorang pedagang, Hini (28) mengaku, selama PPKM pendapatannya anjlok, karena tempat wisata tutup dan pengunjung sepi.

"Selama PPKM sepi, hari ini terlihat ada peningkatan yang ke sini," kata Hini, di sela-sela berjualannya di Ciwidey, Minggu (1/8/2021).

Hini mengatakan kemarin mulai ada pengunjung tapi tidak seperti sekarang.

"Mereka datang terus ke kebun teh, dan ada yang ke sini (beli makanan atau minuman) ada yang enggak," ujar hini, yang berjualan mie rebus dan kopi, disebrang kebun teh.

Memang saat tempat wisata ditutup kebun teh menjadi alternatif wisata, warga yang datang ke Pacira.

Hini mengaku, tentu saat berjualan ini kondisinya ramai, tapi kalau ramai merasa khawatir juga.

"Sekarang kadang petugas yang ngontrol, mengimbau untuk tak berkerumun. Jadi serba salah kalau sepi kan saya punya kebutuhan, kalau ramai takut kena denda," kata Hini.

Sebab memang saat itu terdapat petugas yang bolak balik, dan mengimbau untuk tak berkerumun kepada pengunjung.

Walau demikian, kata Hini, pihaknya juga kerap mengingatkan untuk tak berkerumun, kepada pembelinya.

"Jadi agak was-was dagangnya, kadang kan kalau diingetin (protokol kesehatan) pembeli ada yang memahami ada yang cuek, takutnya nantinya yang kena pedagangnya," ujarnya.

Alhamdulillah, kata Hini, pengunjung yang baru saja membeli kopi dan mie rebusnya, pada mengerti.

"Setelah makan, ngopi, gak lama langsung pergi," ujarnya.

Hini berharap, PPKM tak diperpanjang, supaya ia leluasa berjualan dan pengunjung ke area wisata Pacira meningkat langi.

"Harapannya kondisi kembali normal aja," ucapnya sambil tersenyum.  (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved