Ini Dia Si Bima, Sapi Kurban Berbobot Satu Ton dari Majalengka, Dibeli oleh Yayasan dari Bekasi

Ini dia sapi untuk kurban berbobot satu ton dari Majalengka. Namanya Si Bima.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Omo (63), salah satu penjual hewan kurban di Majalengka menunjukkan Si Bima, sapi berbobot satu ton. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Dari puluhan sapi yang terdapat di Pasar Hewan Ternak Regional Pakuan Bojong Cideres di Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, terdapat satu ekor sapi yang berukuran jumbo.

Sapi itu diberni nama Si Bima.

Si Bima merupakan dengan jenis sapi simental.

Dinamakan Si Bima dikarenakan memiliki ukuran yang paling besar dibanding sapi yang ada di sekelilingnya.

Si Bima pun dibanderol dengan harga fantastis oleh pemiliknya bernama H Omo (63).

Omo mengatakan, Si Bima saat ini berusia 5 tahun.

Sapi yang memiliki warna putih di kepalanya itu sudah sejak lahir dipelihara oleh pria yang sudah puluhan tahun berbisnis hewan kurban di kala momen Idul Adha.

"Usianya 5 tahun. Ini termasuk hewan kesayangan saya selama beberapa tahun terakhir ini," ujar Omo kepada Tribun, Sabtu (10/7/2021).

Ia mengungkapkan, harga Si Bima dibanderol Rp 75 juta.

Harga Si Bima paling mahal dibanding dengan sapi yang ia miliki lainnya.

Pada tahun ini, Omo memiliki sapi untuk dijual di momen Iduladha sebanyak 15 ekor.

"Alhamdulilah sapi simental yang dijual Rp 75 juta sudah dipesan. Ini membantu menutup sapi yang lain yang belum dipesan," ucapnya.

Omo mengatakan, ada perlakuan khusus bagi sapi yang saat ini sudah dipesan oleh sebuah lembaga asal Bekasi tersebut.

Termasuk pasokan makanan dan nutrisi sehingga dapat mencapai bobot ideal.

"Yang dimakan sehari-hari itu protein-protein tinggi. Ada slamper (tumpi jagung), tepung kedelai, dan yang penting itu yang hijau-hijau (rumput segar)," ujar dia.

Dalam sehari, sapi tersebut diberikan makan sebanyak tiga kali atau memerlukan biaya pakan sebesar Rp 40 ribu.

Dua kali makan dengan menu rumput hijau, sekali dengan menu makan berupa tepung kedelai dan slamper yang disebut soleh sebagai comboran.

Untuk menjaga kebersihan, Omo beserta karyawan yang membantunya biasa memandikan sapi setiap hari.

Biasanya dilakukan pada siang hari agar sapi tidak masuk angin.

"Risikonya sapi besar itu ya begitu. Kalau dimandikan terlalu sore atau malam itu biasa masuk angin. Begitu juga kalau terlalu pagi," katanya.

Omo menambahkan, Si Bima juga tidak dipisahkan dari sapi yang lain agar tidak stres. 

Rencananya, sapi yang sudah laku tersebut akan mulai dikirim pada H-1 Hari Raya Iduladha nanti.

Baca juga: 10 Hari Lagi Iduladha, Pedagang Hewan Kurban di Majalengka Menjerit

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved