Penderita Covid-19 Jangan Sembarangan Minum Obat, Bisa Fatal, Begini Anjuran Dokter Paru
Belakangan banyak beredar anjuran obat dan vitamin di kalangan masyarakat yang belum tentu kebenarannya di tengah lonjakan Covid-19.
TRIBUNJABAR.ID - Belakangan banyak beredar anjuran obat dan vitamin di kalangan masyarakat yang belum tentu kebenarannya di tengah lonjakan Covid-19.
Hal itu justru dianggap berbahaya bagi masyarakat.
Melalui paparannya di kanal YouTube, Jumat (3/7/2021), Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, menyarankan sejumlah obat dan vitamin yang sesuai untuk pasien, baik tanpa gejala maupun bergejala ringan Covid-19.
Seperti dikutip kompas.com, Erlina menegaskan, pasien dilarang keras mengonsumsi obat tanpa resep dokter.
Baca juga: Harga Eceran Tertinggi Obat Covid-19 Sudah Diterbitkan, Ini Daftar Harga Resminya
Sebab, kata Erlina, setiap obat memiliki efek samping yang berbeda.
Pasien tanpa gejala dan bergejala ringan tanpa sesak diperbolehkan mengonsumsi salah satu dari tiga jenis vitamin C berikut:
- vitamin C non acidic 3 kali sehari 500 mg selama 2 minggu, atau
- vitamin C tablet isap 2 kali sehari 500 mg selama 1 bulan, atau
- multivitamin mengandung vitamin C, D, E, dan Zink, sebanyak 2 tablet sehari selama 1 bulan.
Pasien juga disarani mengonsumsi vitamin D paling banyak 1 kali sehari sebanyak 1 tablet 400-1000 IU.

Selain itu, pasien juga diperbolehkan mengonsumsi obat herbal yang terdaftar di Badan POM dan obat yang dijual umum seperti paracetamol untuk menurunkan demam.
Pasien tanpa gejala yang memiliki penyakit penyerta lain diperbolehkan meminum obat tersebut sesuai dengan anjuran dokter.
Selain itu, sejumlah pasien bergejala ringan juga memiliki kondisi yang mengharuskannya mengonsumsi sejumlah obat.
Namun, konsumsi obat-obat tersebut harus sesuai dengan resep dokter.
Adapun jenis obat yang dianjurkan oleh dr Erlina adalah sebagai berikut:
- Oseltamivir tablet 75 mg, atau Favipiravir (harus dengan resep dokter)
- Azithromycin (harus dengan resep dokter)
- dan obat pereda lainnya.
Erlina mengharapkan masyarakat tidak sembarangan mengonsumsi obat berdasarkan anjuran dari orang-orang yang tidak jelas latar belakangnya.
Sebab, kata Erlina, dampak dari suatu obat bisa menjadi fatal pada diri seseorang. (*)