Kisah Wawan Sopir Angkot, Sukses Raup Jutaan Rupiah Bikin Pesawat Aeromodelling Belajar dari Youtube

Wawan berhasil membuat model pesawat seperti Sukhoi dan lainnya sehingga dia meraup pundi-pundi rupiah yang membantunya keluar dari himpitan ekonomi

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/KIKI ANDRIANA
Wawan Erawan (30), sopir angkutan kota (angkot) di Sumedang yang kini serius menekuni pembuatan pesawat aeromodelling yang biasa dikendalikan dengan radio control (RC). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pada masyarakat modern, pengetahuan bersifat terbuka dan dapat diakses siapa saja. Demikianlah kata Kuntowijoyo, sosiolog terkemuka negeri ini.

Benar saja, hal itu dialami Wawan Erawan (30), sopir angkutan kota atau angkot yang kini serius menekuni pembuatan pesawat aeromodelling yang biasa dikendalikan dengan radio control (RC). 

Kepada siapa warga Dusun Cibulakan RT 01/06, Desa Pasirbiru, Rancakalong, Kabupaten Sumedang ini berguru? Tiada lain hanya kepada channel YouTube yang ditontonnya. 

Di dusunnya yang sunyi senyap itu, dia menduplikasi model pesawat-pesawat buatan Rusia, Sukhoi, dan negara-negara lainnya. Hasilnya? Tentu menjadi pundi-pundi rupiah yang membantunya selamat dari himpitan ekonomi akibat Covid-19 ini.

Memang, sejak awal pandemi merebak ke negeri ini, penghasilan Wawan sebagai sopir angkot mulai turun, dan lama kelamaan semakin tidak bisa diandalkan. 

Baca juga: Tips Sukses Arys Buntara, Ubah Roemah Kentang yang Angker dan Seram Jadi Tempat Kuliner Favorit

Wawan yang sebelumnya sudah punya ketertarikan terhadap pesawat aeromodelling ini, lantas belajar dengan tekun. Yang dia pelajari termasuak bahan pembuatan, detail bentuk dan corak warna, serta mesin.

"Sudah sejak satu tahun lalu, saya bisa merakit secara otodidak dan dengan mencari ilmu dari di tayangan-tayangan YouTube. Waktu belajarnya memang tidak sebentar," katanya ketika disambangi Tribun di kediamannya, Kamis (24/6/2021).

Untuk pembuatan bodi pesawat, Wawan menggunakan bahan polyfoam. Bahan ini adalah lembaran foam plastik yang terbuat dari polystirene berkualitas tinggi. Permukaannya halus, putih dan bersih mengkilat. 

Setelah dipola, lembaran bahan itu dipotong dan disambung-sambungkan menggunakan lem. 

Polyfoam yang digunakan Wawan ketebalannya 5 milimeter atau 3 milimeter. Ia bertutur, proses pembuatan pesawat mini tersebut memakan waktu 2 sampai 3 hari. Jika ada permintaan khusus dengan kerapian tertentu, pengerjaan bisa memakan waktu 1 sampai 2 minggu.

Baca juga: Sosok Siboen Youtuber Sukses Asal Banyumas, Dulu Cari Rongsok Kini Berpenghasilan 150 Juta Per Bulan

"Pesanan yang datang dalam satu bulan bisa sampai 12 pesawat. Namun Karena di Sumedang belum ada komunitasnya, pemesanan kebanyakan dari luar pulau seperti Bangka Belitung, Palembang, Jawa Timur dan paling dekat Bandung," kata wawan.

Di ruang kerjanya yang tak lain adalah sebuah ruang untuk tamu berukuran 4x3 meter, Wawan membuat ratusan jenis pesawat.

Pesawat yang pernah ia buat di antaranya tipe Cessna Aircraft, Edge, J3 Piper Cub, Sukhoi SU-37, Flying Wing, F-22 Raptor, Mini Talon dan Nano Talon, serta yang paling banyak diminati pesawat Elektrik Slow Flyer.

"Tingkat kesulitan membuat pesawat itu macam-macam, dari mudah hingga yang perlu detail dan memakan waktu lama," katanya.

Baca juga: Tantangan di Tengah Pandemi, Perempuan Ini Sukses Bantu Pedagang Lain, Dapat Hadiah Tak Terduga

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved