Kisah Jenderal dan Tentara Siliwangi di Balik Masjid Witono di Ciamis yang Berarsitektur Unik

Bangunan Masjid Nurul Yaqin yang berada di sisi Jalan Raya Ciamis-Kawali menyimpan sejarah kemerdekaan RI.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar / Andri M Dani
Pada 1971, atas inisiatif Panglima Kodam VI/ Siliwangi, kini Kodam III/Siliwangi, Mayjend A.J Witono S, musola tersebut dirombak total dibangun jadi sebuah masjid. Pembangunannya melibatkan anggota TNI dari Kodam Siliwangi. 

“Masjid dan madrasah tersebut sampai sekarang masih berfungsi dengan baik. Ipong Witono, anak Pak Jendral Witono, juga pernah beberapa kali ke sini melihat masjid peninggalan orangtuanya,” ujar Hendra Ebo yang juga alumni Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang tahun 1993 tersebut.

Masjid Nurul Yaqin ini rutin digunakan untuk jumatan tiap hari Jumat, pengajian bulanan ibu-ibu muslimat serta ibadah rutin harian tentunya.

Lazimnya masjid yang berada di sisi jalan raya, masjid ini sering dikunjungi musyafir dan pengendara yang akan menunaikan salat dan beristirahat.

Mengikuti perkembangan zaman dan makin ramainya arus lalu lintas jalur Ciamis-Cirebon ini menurut Hendra Ebo, pihak DKM Masjid Nurul Yaqin tahun ini berancana akan merenovasi total masjid yang berada di atas lahan wakaf seluas 80 bata (1 bata = 14 meter persegi) tersebut.

“Kondisi sekarang. Masjid nyaris tidak punya halaman, pagar langsung berbatasan dengan jalan. Rencananya akan dibangun masjid yang lebih besar dan dengan halaman yang lebih luas sekaligus tempat parkir,” katanya.

Meski akan dibangun menjadi masjid yang lebih besar dengan halaman yang lebih luas, namun menurut Hendra Ebo, prinsip dan semangat warisan mendiang Jendral Witono tetap dipertahankan. Semangat toleransi dan keberagaman.

Termasuk arsitek masjid dengan konstruksi bentuk segi lima (limasan) yang menurut Hendra Ebo menjadi paduan harfiah dari Pancasila dan Rukun Islam.

“Bentuk bangunan masjid berupa segi lima (limasan) akan tetap dipertahanan. Lihat saja masjid ini tidak hanya bangunan saja yang berbentuk segi lima tetapi juga langit-langit (plavon) tempat pemasangan lampu. Termasuk susunan keramik tempat imam juga berupa segilima. Salah satu sudut dari segi lima tersebut menghadap langsung ke arah kiblat,” jelas Hendra Ebo,

Menurut Hendra Ebo, masjid ini dulu dikelola oleh kakeknya, Serma (Purn) MD Wira Sumija (alm).

“Kini giliran cucunya yang melanjutkan. Mohon doanya agar rencana renovasi masjid ini berjalan lancar,” katanya (Tribunjabar.id/andri m dani)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved