Potensi Gempa Bumi 8,7 Magnitudo di Pesisir Selatan Jatim, BNPB Tegaskan Pentingnya Mitigasi Bencana

Menurutnya, pencegahan bencana harus dioptimalkan untuk meniadakan korban jiwa dan mengurangi kerugian yang mungkin timbul.

Editor: Ravianto
BMKG Yogyakarta
Gempa yang terjadi di laut selatan Pacitan, Minggu (30/5/2021) pagi. Ada ancaman gempa 8,7 Skala Magnitudo di pesisir selatan Pulau Jawa. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Beberapa waktu lalu tim ahli BMKG mengungkapkan potensi gempa bumi 8,7 skala richter mengancam pesisir selatan Jawa Timur.

Potensi gempa besar itu akan memicu tsunami raksasa, tsunami dengan ketinggian sampai 29 meter.

Plt. Deputi Bidang Pencegahan BNPB Harmensyah menekankan pentingnya pencegahan bencana untuk menyikapi potensi gempa bumi dan tsunami khususnya di wilayah pesisir selatan Jawa Timur.

Menurutnya, pencegahan bencana harus dioptimalkan untuk meniadakan korban jiwa dan mengurangi kerugian yang mungkin timbul.

“Gempa bumi cenderung meningkat sehingga upaya mitigasi dan pencegahan perlu ditingkatkan,” ujar Harmensyah melalui keterangan tertulis, Kamis (10/6/2021).

Pencegahan, kata Harmensyah, merupakan upaya yang harus dilakukan secara bersinergi oleh semua pihak.

Melihat aktivitas kegempaan di Jawa Timur selama periode 2008 hingga 2020, Harmensyah mengatakan terdapat loncatan aktivitas kegempaan 5 tahun terakhir.

BNPB melakukan penguatan kelembagaan BPBD, baik provinsi, kabupaten dan kota di Jatim. Penguatan ini menindaklanjuti hasil kajian dan pemodelan potensi bahaya gempa bumi M8,7 yang dilakukan BMKG.

Harmensyah mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan sosialisasi dan komunikasi risiko kepada masyarakat.

Berikutnya, BPBD memastikan jalur dan titik evakuasi tersedia dan aman, serta infrastruktur peringatan dini bekerja dengan baik.

BPBD juga diminta untuk melihat kembali rencanan kontinjensi daerah terkait bahaya gempa bumi dan tsunami.

“Kelembagaan penanganan darurat yang terencana serta pengembangan kapasitas destana yang terukur," tutur Harmensyah.

Harmensyah menyampaikan mengenai investasi pengurangan risiko bencana tsunami melalui mitigasi berbasis ekosistem.

Langkah ini dapat dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mitigasi ekosistem merupakan upaya penanaman vegetasi untuk mereduksi dampak tsunami di wilayah pesisir.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved