Sunenti TKW asal Indramayu yang Sakit di China Sudah Tiba di Rumah, Pemerintah Diapresiasi

Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu mengucap terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah Indonesia.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
handhika rahman/tribun jabar
Sunenti (42), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Blok Tengah Desa Sukadana, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu akhirnya tiba di kampung halaman. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu mengucap terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah Indonesia.

Pasalnya, Sunenti (42), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Blok Tengah Desa Sukadana, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu kini sudah bisa pulang ke kampung halaman setelah sebelumnya tertahan di Shanghai China.

Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Perlindungan WNI dan BHI diketahui memfasilitasi seluruh biaya agar Suneti bisa pulang.

"Karena merekalah yang berkoordinasi dengan KJRI di Shanghai sehingga Sunenti bisa pulang," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (8/6/2021).

Sunenti sendiri diketahui merupakan TKW yang bekerja di Sanghai China, ia pun diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) karena diberangkatkan secara ilegal atau unprosedural.

Di China, Sunenti diketahui mengalami sakit komplikasi asam akut dan infeksi lambung, Sunenti tiba-tiba sakit kepala dan langsung tidak sadarkan diri atau koma.

Ia pun dirawat di rumah sakit dan sempat tertahan karena keluarga tidak sanggup melunasi besarnya biaya perawatan.

Sunenti yang hanya merupakan seorang janda dari kalangan keluarga petani diketahui harus melunasi sisa biaya rumah sakit, sebesar Rp 57 juta lagi.

Padahal, keluarga sebelumnya sudah mengirim uang ke rekening teman Sunenti, Dewi untuk membayar biaya pengobatan. Total secara keseluruhan keluarga sudah mengeluarkan biaya Rp 70.400.00.

Uang tersebut, sebagian didapat keluarga dari hasil menggadaikan rumah, akan tetapi biaya pengobatan tersebut tetap masih kurang.

Sisa biaya yang harus dibayar itu semuanya dicover pemerintah, termasuk biaya kepulangan Sunenti ke tanah air setelah merespon surat pengajuan dari SBMI.

Masih diceritakan Juwarih, setibanya di rumah, Sunenti sendiri mengaku sangat bahagia.

Pasalnya, ia sudah lama ingin pulang pulang menemui orang tua dan sanak saudara. Ia juga bersyukur masih diberi kesehatan sehingga bisa berkumpul kembali dengan keluarga.

"Sekarang rasa sedih itu terobati setelah Sunenti pulang ke Indonesia," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved