Sosok Jamal Al Tawil, Pemimpin Hamas yang Ditangkap Pasukan Khusus Israel, Bukan Kejadian Pertama

Pasukan khusus Israel menangkap pemimpin Hamas di Tepi Barat, Jamal Al Tawil, Selasa malam (1/6/2021).

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
MOHAMMED ABED/AFP
Seorang pria mengibarkan bendera Palestina dan yang lain menunjukkan tanda V untuk saat merayakan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir antara Israel dan dua kelompok bersenjata utama Palestina di Gaza pada 20 Mei 2021. 

Israel telah menangkap puluhan anggota Hamas di Tepi Barat dalam beberapa pekan terakhir.

Mereka yang ditangkap termasuk yang merencanakan pencalonan diri dalam pemilu Palestina akhir Mei, tetapi ditunda oleh Presiden Mahmud Abbas.

Hamas menguasai Jalur Gaza yang diblokade Israel, sementara Fatah mendominasi Otoritas Palestina di Tepi Barat.

Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

Demo Palestina terbaru di Tepi Barat pecah sejak awal Mei.

Sebanyak 30 warga Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel.

Resolusi PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB melalui Dewan HAM PBB (UNHRC) menyetujui resolusi PBB dan akan menyelidiki kemungkinan kejahatan selama konflik di Gaza, Palestina.

Tak lama setelah resolusi PBB itu disetujui Kamis (27/5/2021) waktu setempat, Israel langsung memberikan tanggapan.

Israel bereaksi dengan menyatakan tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan tersebut.

 "Keputusan memalukan hari ini adalah contoh lain dari obsesi terang-terangan anti-Israel dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Inilah Pengakuan Mantan Tentara Israel Menyesal Serang Palestina Merasa Didustakan Bongkar Fakta ini

Menurutnya, parodi ini mengejek hukum internasional dan mendorong teroris di seluruh dunia.

Tanggapan juga datang dari Amerika Serikat yang  sangat menyesali keputusan tersebut.

"Tindakan hari ini malah mengancam akan membahayakan kemajuan yang telah dibuat," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh misi Amerika Serikat untuk PBB di Jenewa.

Resolusi UNHRC kemarin akan melakukan penyelidikan internasional terbuka atas pelanggaran selama konflik 11 hari antara Israel dan kelompok Palestina di Gaza, dan pelanggaran "sistematis" di wilayah Palestina yang diduduki dan di dalam Israel.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved