Gempa Bumi
Gempa Bumi di Lumajang dan Pacitan Hari Ini Bertepatan dengan 27 Tahun Tsunami Dahsyat Banyuwangi
Tepat pada peringatan 27 tahun gempa bumi dan tsunami dahsyat yang melanda Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (2/6/2021), terjadi dua kali gempa di Jatim.
Sejumlah warga tetap tertidur lelap, lantaran tidak tahu informasi sebab tidak merasakan gempa sebelumnya.
Kejadian tsunami diketahui terjadi sekitar pukul 01.00 WIB dengan ketinggian mencapai 13,9 meter.
Baca juga: FAKTA Terbaru Arkeolog Temukan Ini di Lokasi Dugaan Candi Sambimaya Indramayu, Teknologi Tahan Gempa
Tidak hanya di Pantai Pancer, tsunami pun meluluhlantakkan Pantai Plengkung, Pulau Merah, Lampon, Pantai Grajagan, dan Pantai Rajegwesi.
Sejumlah warga tidak sempat menyelamatkan diri lantaran gemuruh dari arah laut datang dengan kecepatan penuh seperti ditabrak kereta api bahkan ada yang mengira bunyi gemuruh merupakan suara dari helikopter latihan tentara.
Potensi Tsunami
Beberapa hari lalu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan pemodelan matematika untuk mengukur potensi gempa terkuat dan tinggi maksimum tsunami yang bisa menyapu Jawa Timur.
Berdasarkan pemodelan matematis, Jawa Timur berpotensi diguncang gempa hingga kekuatan M 8,9 dan tinggi maksimum tsunami mencapai 29 meter.
"Dari sejarah dan data-data yang terekam hingga saat ini, akhirnya kami menyusun pemodelan secara matematis potensi tsunami di Jawa Timur," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam Webinar bertajuk "Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa Timur", Jumat (28/5/2021).
"Hasil analisis kami untuk wilayah Jawa Timur, potensi tsunami seluruh pesisir tinggi maksimum adalah 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek. Dan waktu tiba tercepat, datangnya tsunami paling cepat, 20-24 menit di Kabupaten Blitar," imbuh Dwikorita.
Zona seismik gap
Dari gambar peta distribusi gempa bumi yang dirasakan di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya pada periode 2008-2020, dari sekian ratus kejadian gempa sejak tahun 2008 hingga 2020, yang ditandai dengan titik merah dan kuning, tampak ada zona-zona yang "kosong" tidak ada kejadian gempa.
"Zona-zona yang kosong ini merupakan zona seismik gap," kata Dwikorita.

Dia menjelaskan, zona seismik gap di daerah selatan Jawa Timur patut diwaspadai.
Sebab, zona ini seharusnya relatif aktif melakukan guncangan, tapi jarang terjadi.
"Karena zona itu belum melepaskan energi sebagai gempa, energi masih tersimpan di sana. Artinya baru siap-siap akan melepaskan energi," kata Dwikorita.
Nah, hal ini nantinya dapat memicu terjadinya gempa signifikan karena energi gempa cukup lama tersimpan dan terakumulasi dalam waktu cukup lama.