Kisah Sukses

KISAH SUKSES: Bosan Jadi Pegawai Pemuda Sukabumi Ini Jual dan Ekspor Kaktus, Bisa Raup 1 Juta Sehari

Pemuda kelahiran Sukabumi tahun 1990 tersebut sudah memiliki hobi dengan tanaman kaktus sejak empat tahun lalu.

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Deni Santosa menyiram beberapa kaktus untuk dijual di Jalan Lingkar Selatan, Kota Sukabumi, Jawa Barat 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Kota Sukabumi, Fauzi Noviandi.

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Jenuh dengan pekerjaan dan memiliki hobi dengan tanaman kaktus, Deni Santosa, pemuda asal Gang Juli, Jalan RA. Kosasih, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat, beralih menjadi pembudi daya tanaman beriklim gersang.

Pemuda kelahiran Sukabumi tahun 1990 tersebut sudah memiliki hobi dengan tanaman kaktus sejak empat tahun lalu.

Ketika itu ia masih sebagai pegawai sebuah perusahaan di Kota Sukabumi.

Baca juga: Relawan Belajar Siap Siaga Bencana, BPBD Kota Sukabumi Ingin Banyak Kelurahan Tangguh Bencana

Awalnya hanya untuk mengisi waktu kosong di hari libur kerja dan seusai pulang bekerja.

Hingga kemudian ia memutuskan untuk mempelajari tanaman yang terkenal tumbuh di iklim yang tandus itu.

Pemuda berambut panjang itu akhirnya menutuskan untuk membeli bibit kaktus dari luar kota dengan modal Rp 200 ribu.

Semenjak itu ia bisa merawat hingga membudidayakan dengan berbagai teknik, seperti grafting, stek, dan anakan.

Setelah memiliki sejumlah jenis kaktus pada tahun 2019, ia memutuskan untuk mengikuti sebuah kontes di Sukabumi.

Tidak disangka, Deni memenangkannya, bahkan kaktus jenis Gymno hybrid miliknya ditawar oleh seorang kolektor seharga Rp 15 juta.

"Semenjak mengikuti kontes itu, saya akhirnya berniat untuk membudidayakan dan keluar dari pekerjaan. Hingga saat ini kaktus menjadi mata pencaharian saya," kata Deni saat diwawancarai di Jalan Lingkar Selatan, Kota Sukabumi.

Sebelum pandemi, ia terakhir mengikuti kontes di Yogyakarta, dan kedua kaktus yang diikutsertakan mendapat juara.

Gymnocalycium Mihanovichi Cristata "Starfire" juara ke-2 dan dijual seharga Rp 15 juta.

Satu lainnya yaitu jenis Gymnocalycium Mihanovichi Cristata "Carnelia" meraih juara ke-2 juga, tapi tidak jual.

Hingga saat ini, pria lulusan D3 manajemen Informatika tersebut sudah bisa membudidayakan dan menjual berbagai jenis kaktus, mulai Gymnocalycium mihanovichi variegata, LB hybrid variegata hingga Astrophytum asteria, dan Secculent atau kaktus untuk suvenir.

"Saat awal pandemi Covid-19 tingkat penjulan kaktus meningkat, untuk pasar loakal dan ekspor sehari dapat menjual melalui online sebanyak 1-5 pot kaktus," katanya

Kaktus Jenis Gymnocalycium mihanovichi variegata, LB hybrid variegata dan Astrophytum asterias ia jual seharga mulai dari Rp 200 - Rp 15 juta per pot tergantung bentuk.

Kaktus Secculent atau untuk suvenir dijual senilai Rp 25 ribu hingga Rp 200 ribu per pot.

"Alhamdulillah, untuk penjualan keluar negeri yaitu ke Cina, Malaysia, hingga Australia, dan saat ini sedang proses agar bisa menembus pasar Eropa," katanya.

Saat ini Deni lebih memfokuskan menjual bibit-bibit kaktus dari berbagai jenis, yakni bibit biasa seharga Rp 100 ribu sampai Rp 500 ribu per 100 benih, sedangkan bibit Gymno dijual senialai Rp 500 hingga Rp 1 juta per 100 benih.

"Kalau menjual kaktus yang sudah jadi, itu kan jarang-jarang yang belinya, namun untuk penjualan dan pemesaan bibit benih kaksus masih banyak, keuntungannya lumayan sehingga saya lebih memfokuskan di pembenihan," ucapnya.

Berkat kerja keras dan buah hasil tangannya, kini Deni dapat meraup keuntungan kotor dari penjualan kaktus tersebut bisa mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per hari. 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved