Hikmah Ramadan
Hikmah Ramadan oleh Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Barat: Tentang Shaum Paripurna
Allah mengharapkan dari syariat shaum secara fiqhiyyah itu sebagai cara Allah untuk mendidik hamba-Nya agar memiliki karakter agung, mulia, dan utama.
- orang yang sering membaca al Quran tapi tidak membaca secara tertib sampai seratus ayat setiap harinya;
- laki-laki yang masuk masjid tapi tidak mengerjakan salat tahiyyatul masjid; orang yang melintasi pekuburan tapi tidak mengucapkan salam kepada para penghuninya dan tidak mendoakan keselamatan untuk mereka;
- laki-laki yang masuk ke suatu kota pada hari Jumat tapi tidak mengerjakan salat Jumat berjemaah;
- orang yang kenyang sedangkan tetangganya kelaparan;
- seseorang yang tinggal di suatu lingkungan bersama seorang ulama, namun ia tidak menggunakan kesempatan tersebut untuk menambah ilmu pengetahuannya.
- pemuda yang melewatkan masa mudanya tidak untuk menuntut ilmu dan meningkatkan budi pekerti.
- dua orang pria bershahabat, tapi mereka tidak menanyakan keadaan masing-masing dan keluarganya;
- orang yang mengundang tamu tapi ia tidak melayani tamunya dengan baik.
Itulah perbuatan yang sia-sia dan merugi menurut Imam Sofyan Tsauri.
Oleh karena itu, dengan uraian di atas, kita harus hati-hati dan waspada dengan shaum yang kita laksanakan setiap tahunnya jangan sampai terjebak hanya sebatas ritual rutin tahunan.
Tapi shaum kita harus disempurnakan dengan melakukan shaum yang paripurna, shaum yang bukan hanya menahan makan dan minum, tapi harus shaum yang mampu menahan diri seluruh anggota tubuh kita dari perbuatan sia-sia, apalagi dosa sehingga dengan ibadah shaum itu memberikan maslahat dan manfaat bagi diri pribadi, keluarga, dan lingkungannya.
Fastabiqul khairat. Nashrun minallah wa fat-hun qarib. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/jamjam-erawan-sekretaris-pw-muhammadiyah-jawa-barat.jpg)