Pengunjung Abaikan Kebersihan Padahal Tempat Sampah Banyak, Alun-alun Majalengka Dipenuhi Sampah
Bak sampah beroda ada beberapa buah, petugasnya keliling. Tempat sampah permanen banyak. Tapi pengunjung tidak disiplin dampaknya sampah berserakan
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Pengunjung Alun-alun Majalengka meninggalkan sampah bekas makanan yang menumpuk di pelataran, hingga merepotkan petugas kebersihan keesokan harinya.
Biasanya pengunjung alun-alun mulai berdatangan sejak pukul 16.00 WIB hingga tengah malam untuk ngabuburit.
Tidak sedikit di antaranya berbuka puasa di kawasan tersebut dan malamnya pengunjung juga jajan di kaki lima yang berderet di pinggir jalan.
Baca juga: Empat Destinasi Wisata Religi di Purwakarta yang Bisa Dikunjungi Sembari Ngabuburit
Kemudian membawanya ke tengah lapangan atau duduk bersantai sambil menikmati jajanan.
Sebagian besar dari mereka tak sadar dengan sampah bekas makanan yang dibawanya, asal tinggal tanpa membuangnya ke tempat sampah yang tersedia.
Akibatnya saat pagi hari tumpukan sampah plastik, kertas, styrofoam berserakan dimana-mana.
Bahkan tumpahan bekas makanan pun mengotori lantai.
Sementara itu, banyak tempat sampah yang kosong karena pengunjung tidak membuang sampah di tempatnya.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Majalengka, Aminudin mengungkapkan, pihaknya telah menempatkan 4 petugas kebersihan dan 6 orang petugas pertamanan untuk menjaga kebersihan alun-alun.
Sejumlah tempat sampah juga disiapkan memanjang di setiap sudut, bahkan ada petugas yang terus membawa roda sampah.
Baca juga: Selesai Dipercantik, Alun-alun Kejaksan Cirebon Semakin Jadi Tempat Favorit Warga Ngabuburit
“Bak sampah beroda ada beberapa buah, petugasnya keliling. Tempat sampah permanen banyak. Tapi pengunjung tidak disiplin dampaknya sampah terus berserakan. Kasihan juga petugas sampah,” ujar Aminudin melalui keterangan yang diterima Tribun, Senin (3/5/2021).
Menurut dia, kotornya alun-alun nyaris terjadi setiap pagi terlebih pada Minggu.
Karena banyaknya pengunjung yang membawa makanan ke kawasan itu.
Pihaknya pun kesulitan mengendalikan pengunjung, agar tidak membawa makanan ke sana, karena pengendalian bukan berada di lembaganya.