Wawancara Eksklusif Theresia Monica Rahardjo, Pencetus Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid
KECUALI para koleganya, tak banyak yang mengenal sosok Dr dr Theresia Monica Rahardjo Sp.An KIC M.Si MM MARS. Orang hanya mengenal karya-karyanya.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Giri
KECUALI para koleganya, tak banyak yang mengenal sosok Dr dr Theresia Monica Rahardjo Sp.An KIC M.Si MM MARS.
Orang hanya mengenal karya-karyanya.
Satu di antaranya, yang belakangan sangat terkenal, yakni terapi plasma konvalesen, yang diyakini sangat ampuh memulihkan kondisi pasien yang tengah terpapar Covid-19.
Wanita kelahiran Purwokerto, 8 Agustus 1971 ini meraih gelar dokternya di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (FK-UKM) Bandung pada tahun 1995.
Ia kemudian mengambil pendidikan master of science bidang genetika dan biologi molekuler di ITB pada tahun 1996 dan lulus tahun 1999.
Dokter Monik, begitu Theresia biasa disapa, lantas melanjutkan pendidikannya dengan mengambil pendidikan spesialis anastesi di Fakultas Kedokteran Unpad pada 2008-2012.
Karena memiliki hobi membaca dan sekolah, maka pada tahun 2013, Monik mengambil dua pendidikan sekaligus, yaitu Konsultan Intensive Care Unit dan program doktoral atau strata tiga di FK Unpad.
Hasrat untuk meningkatkan keahlian di bidang ilmu kesehatan tidak terhenti sampai di situ.
Baca juga: Cadangan Oksigen Diperkirakan Sudah Habis, Keberadaan Kapal Selam KRI Nanggala-402 Belum Ditemukan
Baca juga: Apakah Batal Suami Istri Ciuman Saat Ramadan di Siang Hari? Ini Kata sang Ustaz
Baca juga: Syamsir Alam Tegaskan Comebaknya Bukan Lelucon, Ini Dua Sosok yang Mendukungnya, Siap Buktikan Diri
Ibu dari seorang putra, yang juga berprofesi sebagai dokter, ini pun kembali mengambil double degree magister manajemen (MM) dan magister rumah sakit (MARS) di Universitas Pelita Harapan pada tahun 2017-2020.
Jenjang karier Monik juga tak kalah mentereng.
Selain menjadi dosen tetap di FK-UKM, ia juga menjadi Kepala Instalasi Anastesi di Rumah Sakit Kesehatan Gigi dan Mulut (RSKGM) di FK-UKM dan Direktur Klinik Utama Permata Hati, miliknya.
Bagaimana sepak terjangnya mengenai terapi plasma konvaselen, Monik mengungkapkannya kepada jurnalis Tribun Jabar, Cipta Permana, di kliniknya di Jalan Taman Kopo Indah, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Selasa (20/4/2021).
Bisa Anda ceritakan, apa sebenarnya terapi plasma konvalesen itu?
Secara metode, terapi plasma konvalesen atau TPK ini sebenarnya merupakan metode yang telah digunakan dalam dunia dan ilmu kesehatan sejak 100 tahun lalu.
Awalnya, metode ini digunakan untuk menyembuhkan pasien dan menurunkan angka kematian pada saat pendemi flu spanyol mewabah di Amerika Serikat pada tahun 1918-1925 lalu, kemudian kembali digunakan sebagai antivirus mengatasi H5N1 (flu burung), SARS dan Mers.