Rumit dan Makan Waktu, Ini Proses Mengolah Kolang Kaling Dari Buah Aren
Berasal dari biji buah aren, namun siapa sangka proses pengolahannya tak semudah mengunyahnya, agak rumit dan memakan waktu.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Siti Fatimah
“Caranya masih manual, dan masih menggunakan alat seadanya,” ujar Iip Lutfirahma (52), warga Desa Girimulya yang sudah kurang lebih 20 tahun berjualan kolang-kaling, Sabtu (24/4/2021).
Baca juga: Trend Gempa Bumi dan Tsunami Naik, Lampau Kejadian Rata-rata, BMKG Ingatkan Ini
Sementara itu, basanya Iip menjual kolang-kaling seharga Rp 10.000 per kilogram (kg) pada hari biasa.
Namun, pada bulan Ramadan menjadi Rp 12.000 hingga Rp 15 ribu per kg bergantung ukuran.
“Ongkos produksinya naik, kadang kita harus tambah pekerja lagi,” ucapnya.
Dalam sehari, petani kolang-kaling bisa memproduksi hingga 20 kg per hari Selama Ramadan.
Dengan tingginya permintaan kolang-kaling tentu saja menjadi berkah bagi warga Desa Girimulya.
Namun, pandemi Covid-19 dan adanya saingan kolang-kaling Medan menjadi hambatan tersendiri bagi mereka.
Yang mana, omzet penjualan pun menurun karenanya.