Unik! Bangunan Mirip Klenteng Ada di Pondok Pesantren di Majalengka, Begini Sejarahnya
Apa jadinya jika bangunan klenteng yang mayoritas digunakan oleh masyarakat Tionghoa ada di sebuah pesantren?
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Mendengar klenteng, pasti Anda langsung merujuk ke sebuah rumah ibadah umat Tri Dharma atau penganut kepercayaan tradisional Tionghoa.
Klenteng pada dasarnya berarsitektur tradisional Tionghoa dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain dari pada fungsi spiritual.
Namun, apa jadinya jika bangunan klenteng yang mayoritas digunakan oleh masyarakat Tionghoa ada di sebuah pesantren?
Di Kabupaten Majalengka, ornamen bangunan klenteng ternyata ada di halaman pondok pesantren.
Seperti yang terdapat di Pondok Pesantren Ar-Rahmat yang berada di Desa Weragati, Kecamatan Palasah.
Pengasuh Utama Ponpes Ar-Rahmat, Adib mengatakan bangunan tersebut dibuat lima tahun lalu atau sekitar 2016.
Namun, ia mengaku bangunan yang mayoritas berwarna merah itu bukan dipakai sebagai mana klenteng pada umumnya.
Baca juga: VIDEO-VIRAL Ayam Termahal di Kuningan, Mister Telek Ditawar Rp 130 Juta, Peternak Pilih Budidaya
"Jadi bangunan ini sehari-hari digunakan untuk Rumah Tahfidz bagi para santri di sini," ujar Adib saat ditemui di lokasi, Sabtu (10/4/2021).
Diceritakan dia, bahwasanya dibangunnya bangunan mirip klenteng tersebut dibangun oleh pemilik atau pendiri Pondok Pesantren Ar-Rahmat yang bernama Ena Sarya Soemarna.
Saat itu, pemilik Ponpes Ar-Rahmat terinspirasi dari sebuah Masjid Cheng Ho yang berada di Surabaya.
"Karena beliau berasal dari sana (Surabaya) jadi terinsipirasi dari Masjid Cheng Ho itu. Beliau menginginkan adanya bangunan tersebut di Ponpes yang mulai dibangun pada 2005 lalu itu," ucapnya.
Ditemui di tempat yang sama, Pemilik sekaligus Pendiri Ponpes Ar-Rahmat, Ena Sarya Soemarna menjelaskan, ia tak hanya menduplikasi bangunan seperti Masjid Cheng Ho di Surabaya sana.
Baca juga: INILAH 10 Ragam Tradisi Menyambut Bulan Puasa Ramadan, Dilakukan di Beberapa Daerah di Indonesia
Lebih dari itu, ia ingin menyampaikan pesan bahwa para santri harus meneladani perjuangan Laksamana Cheng Ho yang ikut andil dalam penyebaran ajaran agama Islam di Indonesia.
"Jadi kita terapkan ilmu toleransi kebudayaan di sini untuk para santri. Meski berasal dari Tionghoa, Pangeran Cheng Ho itu beragama muslim yang diteladani," jelas dia.