Sepatu Boot Berbahan Limbah Diminati Eropa, Diperkenalkan di Gernas BBI dan BWI
Dalam Gernas BBI dan BWI, Ratih berkesempatan memperkenalkan produknya. Padahal, ucapnya, produk Akar diminati pembeli dari berbagai negara di Eropa
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUN JABAR. ID, BANDUNG - Selama pandemi menghantam Indonesia, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) berjuang untuk mempertahankan usahanya.
Di event Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia ( Gernas BBI dan BWI ) periode April 2021, Bandung menjadi tuan rumah.
Beragam produk lokal asal Jawa Barat pun ditampilkan di pameran karya kreatif mitra Bank Indonesia wilayah Jawa Barat, Dekranasda Jawa Barat dan perbankan di Jawa Barat.
CEO produk Tyu, Zara El Maulida mengatakan, sebagai binaan UMKM Bank Indonesia, merasa senang bisa ikut pameran Gernas BBI dan BWI.
"Saya merasa produk saya masih baru dan butuh pengenalan. Acara kaya gini ngebantu banget untuk ngenalin produk snack sehat ini," ujar Zara saat ditemui di Trans Studio Mall, Jalan Gatot Subroto No 289, Sabtu (3/4/2021).

Baca juga: Isi Souvenir Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Elegan, Harganya Capai Jutaan Rupiah
Baca juga: Produk UMKM Jabar Ikut Serta Pameran Internasional, Jahe Merah Pun Tembus Pasar Ekspor
Zara menjelaskan produk Tyu berdiri sejak Maret 2020 dan aktif berjualan secara daring mulai Desember 2020.
"Desember terjual 400-500 pack. Nggak nyangka juga awalnya nggak nargetin segitu tapi potensinya ternyata ada," ujar Zara.
Tyu adalah produk buah kering tanpa gula maupun bahan pengawet. Tyu memiliki 5 varian rasa yang dikeringkan langsung dari buahnya, yaitu kiwi, nanas, buah naga, sunkist, dan mangga.
Selain produk makanan, ada juga produk fesyen yaitu sepatu boots dengan nama Akar.
Marketing Director Akar, Ratih Miranti, mengatakan sepatu boots ini dihadirkan untuk mengajak masyarakat mengenal produk lokal yang memiliki kualitas internasional.
Keunikan dari boots akar ini adalah dibuat secara handmade dan menggunakan limbah produksi sepatunya. "Bersama peduli sampah, kami juga memanfaatkan plastik dan kanvas organik, " ujarnya.
Selain ingin memberdayakan perajin lokal, Ratih mengatakan Akar juga memasukan unsur budaya Indonesia dengan menghadirkan material kain tradisional di sepatu bootsnya.
Ikut serta dalam Gernas BBI dan BWI membuat Ratih memiliki kesempatan untuk memperkenalkan produknya.
Baca juga: BLT UMKM Diluncurkan pada 20 April, Giliran Sektor Pariwisata pada Juni
"Selama ini saya nggak punya kesempatan untuk memperkenalkan ke dinas atau pemerintahan dan sekarang baru bisa gabung, " ujarnya.