Gadis 16 Tahun Dirudapaksa Tetangga, Diikat Bareng Pelaku oleh Kakak Sendiri, lalu Diarak Keliling

Seorang gadis 16 tahun di India menjadi korban rudapaksa tetangganya. Tidak ditolong, si korban malah diikat bersama pelaku dan diarak keliling desa.

Penulis: Adi Sasono | Editor: Adi Sasono
shutterstock
Ilustrasi - Seorang remaja putri berusia 16 tahun di Madhya Pradesh India menjadi korban perkosaan. Bukannya ditolong, korban malah diikat bersama pelaku lalu diarak keliling desa oleh kakak laki-laki dan pamannya. 

TRIBUNJABAR.ID - Remaja putri dirudapaksa tetangga di sebuah desa di India. Bukannya dikasihani, korban rudapaksa malah diarak keliling desa oleh warga yang marah.

Dilansir Telegraph, kejadian itu menimpa seorang remaja putri yang tinggal di sebuah desa di negara bagian Madhya Pradesh, India.

Awalnya terjadi sebuah perkosaan terhadap si remaja putri berusia 16 tahun itu. Pelakunya adalah tetangganya sendiri.

Baca juga: TRAGEDI KELUARGA, Mamah Muda di Sumsel Ini Dirudapaksa oleh Kakak Tiri tapi Suaminya Tak Percaya

Baca juga: Bunuh Istri Lalu Rudapaksa Jasadnya di Kamar Kontrakan di Sukabumi, RS Dituntut 15 Tahun Penjara

Remaja itu mengaku kepada keluarganya bahwa ia ditekan di lantai lalu dirudapaksa.

Keluarga dan warga desa marah lalu mencari dan menangkap si pelaku.

Si pemerkosa sudah ditangkap dan dibawa ke hadapan warga desa. Namun, ternyata kemarahan warga desa, termasuk keluarga korban, tidak sampai di situ.

Si korban yang mengaku kepada keluarganya pun ternyata diseret dan diikat tangannya bersama si pemerkosa.

Mereka pun diarak keliling desa sambil diteriaki, dimaki-maki dan diludahi oleh warga yang sebagian besar pria dewasa.

Tak berapa lama rekaman insiden itu pun tersebar ke internet dan memicu kemarahan yang meluas dari warga India.

Polisi pun bertindak dan menangkap sedikitnya enam orang yang dianggap bertanggung jawab, termasuk saudara laki, paman dan sepupu korban.

Peristiwa pengarakan korban perkosaan itu membuat para perempuan di desa itu menangis miris.

"Ketika saya melihat mereka melakukan itu, saya menangis. Tetapi tak ada yang berani bicara, massa begitu beringas dann mereka bisa membunuh kami," kata Tilak Ram Bhilela, warga desa kepada New York Times.

Sejumlah kekerasan seksual brutal kerap terjadi dan memicu kemarahan nasional sejak terjadi perkosaan biadab di atas bus di New Delhi pada 2012.

Para aktivis mengatakan, kekerasan terhadap perempuan termasuk melecehkan korban yang biasanya dianggap dipermalukan dan tidak layak masuk hidup pernikahan.

Para perempuan berada di bawah tekanan yang besar agar tidak melapor kejadian yang menimpa mereka. Tak jarang, mereka menjadi sasaran balas dendam ketika berani melaporkan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved