BNSP dan Dirjen Kemendikbud RI Tanda Tangani Skema Sertifikasi Nasional LSP P1 Pendidikan Tinggi
BNSP dan Dirjen Kemendikbud RI menandatangani 149 Skema Sertifikasi Nasional LSP P1 Pendidikan Tinggi Vokasi.
TRIBUNJABAR.ID - Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Dirjen Kemendikbud RI) menandatangani 149 Skema Sertifikasi Nasional LSP P1 Pendidikan Tinggi Vokasi Direktorat Kemitraan serta Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Penandatangan ini dilakukan Ketua BNSP, Kunjung Masehat, dan Dirjen Vokasi Kemendikbud RI, Wikan Sakarinto, di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, pada Kamis (25/3/2021) Pukul 13.000 WIB.
Skema Sertifikasi Nasional ini ditujukan untuk mewujudkan link and match yang kini menjadi fokus Pemerintah dalam menguatkan pendidikan vokasi guna menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul melalui Sertifikasi Kompetensi.
Pada acara ini, dilakukan pula diskusi panel mengenai kebutuhan industri terhadap skema sertifikasi.
Panelis yang hadir Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud serta Ketua BNSP dan Presiden Direktur PT Trakindo Utama yang berperan sebagai perwakilan industri.
Adapun yang berperan sebagai pembahas yakni Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kemen-PUPR, Plt. Direktur Bina Standarisasi, Kompetensi dan Pelatihan Kerja Kemenaker, Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV) dan Profesi Ditjen Diksi, Ketua Umum Forum Human Capital Indonesia (FHCI), Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri, dan Ketua Forum Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) .
Baca juga: UPDATE Covid-19 Jabar, Ini 5 Daerah Risiko Rendah Covid, Pemprov Naikkan Kapasitas Ruang Isolasi
Baca juga: Babak Baru Persoalan Rizky Febian dan Teddy Pardiyana, Anak Sule Ternyata Sudah Lapor Polisi
Penandatangan Skema Sertifikasi Nasional ini dilatarbelakangi adanya anggapan dari para pelaku industri bahwa yang dipelajari peserta didik dalam perguruan tinggi tidak selaras dengan kebutuhan industri saat ini.
Maka dari itu, dibuat program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang bernama program link and match.
Wikan Sakarinto mengatakan, program link and match ini dilaksanakan untuk menguatkan pendidikan vokasi guna menghasilkan SDM Indonesia yang unggul.
Ketua BNSP, Kunjung Masehat, mengatakan, acara ini bisa menjadi momentum yang sangat baik untuk menciptakan tenaga kerja yang berkompetensi tinggi sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
“Saya melihat program link and match sebagai suatu kemajuan yang sangat signifikan untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di dunia Industri karena saat ini Industri sangat membutuhkan tenaga kerja yang berkompetensi tinggi,” ujar Kunjung dalam rilis yang diterima Tribun.
Adapun program link and match dapat digunakan agar tenaga kerja memiliki standar yang cukup untuk masuk ke dunia industri.
Dalam hal ini, Kunjung mengatakan bahwa untuk menciptakan tenaga kerja berkompetensi tinggi yang siap dalam dunia Industri, BNSP akan menyiapkan para tenaga kerja melalui pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi.
Corcomm & CSR Manajer Bidang Pendidikan PT Trakindo Utama, Candy Sihombing, mengatakan, industri memang sangat membutuhkan tenaga kerja yang berkompetensi tinggi.
Pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003.
Dalam peraturan tersebut, BNSP diberikan amanah untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.
Adapun berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 tahun 2018, sertifikasi kompetensi ini dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang diberikan lisensi oleh BNSP.
Dalam peraturan tersebut, juga dijelaskan bahwa sertifikasi kompetensi dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja yang berkompeten, berdaya saing tinggi dan memiliki standar global.
Maka dari itu, diperlukan berbagai infrastrukur kompetensi seperti standar kompetensi kerja, asesor kompetensi, skema sertifikasi, materi uji kompetensi (MUK), tempat uji kompetensi (TUK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Baca juga: TONTON Live Streaming Barito Putera Versus Arema FC, Ini Daftar Pemain yang Diturunkan
Baca juga: Alami Laka Lantas Saat Berangkat Kerja, Pekerja Ini Dapat Jaminan Dari Program JKK BPJamsostek
Baca juga: GOOLLL Lagi, Eks Striker Persib Tambah Penderitaan Arema, Barito Unggul 2-0, Ini Link Live Streaming
Adapun hal tersebut merupakan komponen yang harus dimiliki dalam Sistem dan skema Kompetensi Nasional LSP P1 Pendidikan Tinggi Vokasi.
Berdasarkan PP No 10 tahun 2018, BNSP befungsi untuk melaksanakan dan mengembangkan sistem sertifikasi kompetensi kerja.
Sertifikasi kompetensi ini adalah produk hukum yang menjadi bukti pengakuan terhadap capaian kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan tertentu.
Bukti pengakuan atau legitimasi ini ditetapkan oleh BNSP kepada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah memperoleh lisensi BNSP sebelum LSP memberikan sertifikat itu ke tenaga kerja terkait.
Tujuannya adalah untuk memastikan kompetensi seseorang yang didapatkan melalui pembelajaran, pelatihan maupun pengalaman kerja.
Adapun kredibilitas suatu sertifikasi sangat ditentukan oleh LSP pemberi sertifikasinya dan professional judgement yang dimiliki para asesor kompetensi.
Dalam hal ini, BNSP memiliki kebijakan untuk membina dan mengawasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Selain dihadiri oleh panelis dan pembahas, acara ini juga dihadiri oleh peserta yakni pimpinan perguruan tinggi vokasi, koordinator LLDikti, LSP P1 PendidikanTinggi Vokasi, perwakilan dari industri, dunia usaha dan dunia kerja, perwakilan asosiasi profesi, insan media, stakeholder terkait dan masyarakat umum.
Harapannya agar pembahasan mengenai kebutuhan Industri terhadap skema sertifikasi ini diketahui dan dipahami segala lembaga terkait.
Acara ini dilakukan secara offline dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat serta dilaksanakan secara online melalui aplikasi meeting daring dan live streaming di YouTube. (*)