Usaha Konfeksi Rumahan di Pangandaran Saat Pandemi Covid-19, Omzet Turun 50 Persen
Pandemi Covid-19 menjadi satu faktor menurunnya penghasilan warga yang mencari rezeki di bidang konfeksi rumahan.
Namun, saat ini usaha konfeksi rumahan tersebut terganjal pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
"Ditambah usaha Saya, mulai sulit lantaran adanya Pembatasan Sosal Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu," ucapnya.
Yang berdampak, susahnya order bahan mulai dari pengiriman dan mengambil model dari pihak Bandung, Tanggerang, maupun Jakarta.
"Karena dengan alasan bos Saya, pergerakan orang disana dibatasi yang mengakibatkan pemasaran susah, malahan tidak bisa. Tentu, ini kondisi horor selama menjalani usaha dari tahun 2009," ucap Ia.
Apalagi, tambah Mujito, pada bulan April tahun 2020 kemarin itu menjadi bulan paling buruk bagi Ia. Karena, Orderan bulan April semuanya dicancel.
Meski demikian, saat ini Ia sedang berusaha tidak mengurangi jumlah pekerja di konfeksinya.
Namun, kalau pesanan nihil Ia terpaksa menghentikan produksi dan merumahkan sementara para pekerjanya.
"Nanti, ketika pesanan ada, aktivitas produksi mulai beraktivitas dan pekerja juga kembali bekerja," ucapnya.
Mujito mengatakan ada untungnya juga untuk usaha konfeksi rumahan Ia tidak meminjam modal dari pihak perbankan.
"Kalau minjam, malah lebih repot. Saya hanya mengandalkan down payment (DP) dari konsumen," ucapnya.
Baca juga: 10 Benda yang Wajib Ada Dalam Tas Siaga, Langsung Siap Ketika Bencana Gempa Bumi Terjadi
Sementara, Kepala Dusun Anggaraksan Kartim mengatakan, ada 15 pengusaha konveksi rumahan yang berada di kampungnya.
"Yang Saya tahu, mayoritas mereka (pengusaha konveksi rumahan) ordernya dari Jakarta dengan model bermacam macam pakaian. Untuk menjahit pakaian, pekerjaannya dari warga setempat," kata Ia.
Mereka, tambah Kartim, menjahit bahan yang sudah siap jahit dengan sample (contoh pakaian) beberapa model yang diberikan oleh bosnya.
"Tapi, saat pandemi sekarang, omzet orderan dan penghasilan mereka turun sekitar 50 persen," ucapnya.