Usaha Konfeksi Rumahan di Pangandaran Saat Pandemi Covid-19, Omzet Turun 50 Persen

Pandemi Covid-19 menjadi satu faktor menurunnya penghasilan warga yang mencari rezeki di bidang konfeksi rumahan.

Penulis: Padna | Editor: Ichsan
tribunjabar/padna
Usaha Konfeksi Rumahan di Pangandaran Saat Pandemi Covid-19, Omzet Turun 50 Persen 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Pandemi Covid-19 menjadi satu faktor menurunnya penghasilan warga yang mencari rezeki di bidang konfeksi rumahan.

Seperti halnya warga di Kampung Anggaraksan, Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat

Selain bertani dan beternak, mayoritas masyarakat di kampung tersebut pekerjaannya sebagai penjahit di satu pengusaha konfeksi rumahan. 

Pemilik konfeksi rumahan memperkerjakan masyarakat setempat untuk membuat pakaian jadi dengan bahan yang dikirim oleh mitra atau bos-nya dari luar wilayah Pangandaran.

Namun saat pandemi Covid-19  pengusaha konfeksi rumahan itu mengeluh karena omzet usaha yang dirintisnya sejak 2009 menurun.

Baca juga: Mengaku Diculik, Padahal Gadis Cantik Ini Kabur dengan Pacarnya, dari Garut hingga ke Bali

Sejumlah order, harga untuk pengerjaannnya sangat murah, dan juga banyak pesanan yang dibatalkan. 

Seperti yang dikatakan pengusaha konfeksi rumahan Mujito (48), bahwa saat ini penurunan omzet konfeksi perumahan kurang lebih sekitar 50 persen.

"Padahal, saat kondisi normal omzet konveksi bisa mencapai puluhan juta perbulan," ujar Mujito saat ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Rabu (24/3/2021).

Usaha pakaian disini, kata Mujito, rata rata dikerjakan oleh penjahit profesional yang juga biasa melayani pesanan CMT (Cut, Make, dan Trim) dan biasa produksi ribuan pakaian.

Untuk pendapatan perharinya itu, tergantung model dan harga satuannya. 

"Paling banyak order pakaian gamis, daster, dan kebanyakaan juga pakaian perempuan mulai dari ABG sampai dewasa," kata Ia.

Pekerjaan konfeksi rumahan itu, lanjut Ia, biasa memperoleh order dari Jakarta, Tangerang, dan Bandung dengan system siap jahit atau siap di kemas. 

"Dalam seminggu, Saya bisa setor ke bos mencapai 5000 potong pakaian jadi. Tentu dengan dikerjakan oleh karyawan yang berjumlah 20 orang," kata Mujito.

Baca juga: Sering Mengguncang Indonesia, Ternyata Gempa Bumi Banyak Jenisnya, Ini Penjelasannya

Menurut Mujito, untuk teknis sebagian ada yang kerja ditempat konveksi Ia, dan ada juga yang mengerjakan di rumah masing masing karyawannya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved