Vaksin Covid-19 yang Ada Saat Ini Hanya Mempan Sampai 2 Tahun, Harus Ganti Lagi, Ini Alasannya
Vaksin Covid-19 yang ada saat ini hanya mempan untuk menangani Covid-19 selama satu sampai dua tahun.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
Sebelumnya ditemukan varian dari Afrika Selatan dengan genome barunya N-501-Y, juga sempat ditemukan jenis D-614-G yang menjadi mutasi paling dominan sejak Juni 2020.
Kusnandi pun kemudian mengibaratkan mutasi virus Covid-19 yang awalnya sebesar mobil sedan selama satu sampai dua tahun ini, namun tiga tahun kemudian disepertikan menjadi sebuah truk yang lebih besar.
Karenanya, jenis vaksin pun harus diperbaharui untuk mengatasi mutasi virus tiga tahun kemudian.
"Jadi mau bentuknya sebesar sedan, yang sebesar itu kenal sama vaksin Sinovac ini. Tapi begitu virus yang sudah jadi truk, udah nggak mempan. Jadikan dia lama-lama nambah, lama-lama bisa jadi truk. Kalau sudah jadi truk, tidak mempan," katanya.
Dalam uji klinis vaksin yang tengah dijalaninya pun, katanya, WHO membuat perubahan prosedur.
Baca juga: Ridwan Kamil Ungkap KPK Sedang Banyak Kegiatan di Jawa Barat, Tanda Banyak Kasus Korupsi?
Pihaknya harus kembali memeriksa darah para relawan pada kunjungan kelima.
"Karena penyakitnya kan baru setahun, jadi kita masih pelajari dengan teliti. Jadi masih banyak yang menjadi pertanyaan, tanda tanya besar. Jadi WHO minta kita, semuanya diambil darah lagi, diperpanjang (uji klinisnya)," katanya.
Setahun setelah penyuntikan pertama pada Agustus 2020, katanya, para relawan ini pun harus mendapat sekali lagi suntikan vaksin pada Agustus 2021, sesuai dengan permintaan WHO.
"Yang sudah disuntik, tidak akan timbul kekebalan seumur hidup. Itu tidak akan karena bentuk kumannya seperti kuman yang sudah ada kan, seperti influenza juga, disuntik itu kan diimunisasi setahun sekali, tiap tahun ganti," katanya.
Sebelumnya diberitakan, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19, masih diwajibkan untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sampai herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap penyakit ini terbentuk.
Baca juga: Dadang Subur si Dewa Kipas , Kalah tapi Tetap Dapat Duit Rp 100 Juta, Begini Katanya Setelah Keok
Hal ini terlihat dari adanya orang yang sudah mendapat vaksin Covid-19, tapi tertular Covid-19.
Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Prof Kusnandi Rusmil, mengatakan dari 1.620 orang relawan uji klinis vaksin dari Sinovac di Bandung, sebanyak 25 orang di antaranya sempat terkonfirmasi positif Covid-19.
Rinciannya, sebanyak 7 orang yang sempat positif Covid-19 adalah dari kelompok 810 orang relawan yang mendapat dua kali suntikan vaksin.
Sedangkan 18 orang lainnya adalah dari kelompok 810 orang yang mendapat suntikan plasebo.
Seperti diketahui, katanya, pada uji klinis fase 3 di Indonesia, dari 1.620 relawan, setengahnya mendapat vaksin sebanyak dua kali penyuntikan, sedangkan setengahnya lagi mendapat suntikan plasebo atau air.
Baca juga: VIDEO-Anggota DPR RI, Ono Surono Bahwa Komisi IV Sepakat Minta Pemerintah Batalkan Impor Beras