Kang Emil Sudah Hampir 20 Kali Di-swab, Lubang Hidung Kanan Mungkin Sedikit Lebih Besar
Perubahan fisik menjadi lebih bugar dan sehat dialami oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil selama setahun pandemi Covid-19.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Perubahan fisik menjadi lebih bugar dan sehat dialami oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil selama setahun pandemi Covid-19 dan selama menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19.
Hal ini disebabkan ia lebih rutin berolahraga, menjaga asupan makanan dan minuman, dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini pun mengaku rutin menjalani tes Covid-19 secara swab atau melalui hidung, baik saat melakukan rapid test maupun PCR.
Baca juga: Petani di Indramayu Menjerit, Belum Masuk Panen Raya Harga Gabah Sudah Anjlok Rp 3.300/Kg
Baca juga: KPK Periksa Mantan Bupati Indramayu di Lapas Sukamiskin, Ditanyai Soal Duit dari Provinsi
Kang Emil mengatakan, jika dihitung, hampir 20 kali ia menjalani swab selama ini.
"Saya di-PCR mungkin mendekati 20-an, saat ketemu Pak Jokowi, Pak Wapres, menteri juga. Jadi kalau melihat hidung saya yang kanan lebih gede sedikit, mungkin terlalu banyak swab mengorek-ngorek hidung saya," kata Kang Emil seusai menjalani kunjungan kelima sebagai relawan vaksin di Puskesmas Garuda Kota Bandung, Senin (22/3).
Selain menjalani tes rutin setiap kegiatan, katanya, selama menjadi relawan ia pun menjadi lebih sehat dan bugar karena diharuskan menjaga kondisi tubuh.
"Selama Covid-19 ini badan saya lebih sehat ya karena ternyata dipaksa rajin olahraga tiap hari. Saya badminton, berenang, kemudian makan dijaga, protokol juga sangat ketat. Kalau ke Pakuan contohnya kan harus dites," katanya.
Akhirnya, selama setahun ini ia belum merasa sakit atau demam sedikit pun walaupun menjadi relawan vaksin Covid-19.
"Sambil kita divaksin, kita juga olahraga. Tadi Profesor Kusnandi bilang kebahagiaan itu harus dicari ya, tetap pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, hindari kerumunan," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Emil mengatakan WHO telah memperbaharui prosedur uji klinis vaksin Covid-19.
Relawan, katanya, harus melakukan pengetesan darah, enam bulan setelah suntikan kedua.
Ia pun meyakinkan bahwa tubuhnya telah mengandung vaksin Covid-19.
"Terkait apakah saya dapat vaksin atau plasebo, itu ternyata rahasia, hak pasien yang tidak bisa data pribadi itu disampaikan oleh bukan pihak yang berwenang."
"Tapi kalau mau ingin saya sampaikan secara apa adanya, di tubuh saya sudah mengandung vaksin, kira-kira begitu," katanya.
Satu tahun setelah suntikan kedua, pun, katanya, para relawan vaksinasi yang berjumlah 1.620 ini harus disuntik vaksin kembali untuk meningkatkan lagi kekebalan tubuh yang terbentuk.
"Agustus 2022 akan ada namanya Suntikan Booster, menambahi satu dosis, untuk meningkatkan antibodi. Karena di berbagai kondisi, ada potensi antibodinya kalau sudah kelamaan, dia turun."
"Supaya tidak mendekati nol di-boost lagi satu dosis sehingga dia naik dan akhirnya tetap mantap untuk mencapai kekebalan kelompok," katanya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ridwan-kamil-2232021.jpg)