Gatot Nurmantyo Tanggapi Sikap Moeldoko Soal KLB Demokrat, Contohkan Langkah Prabowo dan Wiranto
Gatot Nurmantyo memberikan tanggapan tentang KLB Demokrat yang melibatkan Moeldoko. Ia menceritakan contoh tentang Prabowo dan Wiranto.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menanggapi sikap Kepala Staf Presiden Moeldoko terkait konflik Kongres Luar Biasa atau KLB Demokrat.
Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI menuai kontroversi karena menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
Sosoknya mengundang konflik di tubuh Partai Demokrat karena dia bukan kader partai tersebut. Selain itu, posisinya sebagai pembantu presiden membuat konflik ini semakin pelik.
Hingga kini, konflik Partai Demokrat tentang KLB Demokrat ini semakin memanas di antara dua kubu, yaitu kubu Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY dan kubu Moeldoko.
Menanggapi konflik tersebut, Gatot Nurmantyo pun memberikan pernyataan saat menjadi bintang tamu Mata Najwa pekan ini.
Dalam hal ini, Gatot dimintai keterangan sebagai narasumber karena mengaku sempat ditawari sosok berpengaruh yang turut membangun Partai Demokrat.
Tawaran tersebut adalah meminta Gatot untuk menggulingkan AHY dari jabatan Ketum Demokrat melalui KLB.
Dari tawaran tersebut, ia juga mengetahui nama Moeldoko turut jadi sasaran pihak yang menginginkan KLB Demokrat.
Namun, Gatot mengaku, memilih menolak tawaran tersebut karena mengingat jasa Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY atas kariernya dulu di TNI.
"Kalau menurut penilaian Anda apa konflik yang terjadi di Demokrat ini karena Anda sejak awal pernah didekati dan sebagainya. Jadi perspektif Anda melihat konflik ini seperti apa?" tanya Najwa Shihab.
Baca juga: Tak Hadiri Acara Penganugerahan, Bintang Mahaputra Gatot Nurmantyo Tetap Diberikan atau Tidak?
Baca juga: Anak Buah Jokowi Soal KLB Moeldoko: SBY dan AHY Jangan Tuding-tuding Pemerintah, Jangan Main Serang
Kemudian, Gatot Nurmantyo pun menyampaikan tanggapannya terkait KLB Demokrat yang melibatkan Moeldoko.
Ia menyampaikan para mantan TNI yang ingin berpolitik harus berlandaskan pada etika dan kehormatan.
"Dalam menanggapi KLB Partai Demokrat yang kita tahu juga sama-sama melibatkan mantan Panglima TNI,
saya lebih ingin mengajak ke depan mengajak siapapun mantan prajurit TNI yang ingin melanjutkan pengabdian melalui bidang politik, mari sama-sama melandasinya dengan etika dan kehormatan. Etika politik yang berkepribadian," katanya.

Pernyataan Gatot pun langsung mengundang tanya lagi Najwa Shihab. Host Mata Najwa kembali menyinggung nama Moeldoko.